Pentingnya Deteksi Dini Keterlambatan Bicara Pada Bayi dan Anak
Oleh : dr. I G. Ayu Partiwi Surjadi, SpA, MARS
Selasa, 14 Sep 2004 11:47:05
Pdpersi, Jakarta - Seringkali orangtua baru datang menanyakan pada professional yang menangani masalah perkembangan pada saat anaknya belum bicara saat berusia 18 bulan atau 2 tahun. Sementara 3 tahun pertama otak merupakan organ yang sangat pesat pertumbuhan dan perkembangannya. Periode perkembangan pesat ini dimanfaatkan untuk melakukan terapi, seandainya anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Karena itu deteksi dini merupakan hal yang sangat penting agar intervensi atau penatalaksanaan stimulasi dapat segera dilakukan.
Dua belas bulan pertama yang penting
Bicara merupakan suatu tahap perkembangan yang sebenarnya telah dimulai sejak masa bayi. Tahap bicara ini justru mesti diperhatikan sedini mungkin, Karena pada tahap ini dapat dijadikan parameter ada atau tidak gangguan perkembangan pada seorang anak. Tahap-tahap perkembangan lain seperti motor kasar-halus, sosialisasi/interaksi tentu saja mempunyai peranan penting dalam menentukan optimal atau tidaknya perkembangan anak.
Penelitian yang dilakukan di Klinik Perkembangan Anak RS Bunda Jakarta pada tahun 2003 terhadap sekitar 60 orang anak, menunjukkan belum bicara merupakan keluhan sebagian orang tua, yang pada akhirnya didiagnosis sebagai Gangguan Perkembangan Multisistem (Multisystem Development Disordes/MSDD) , salah satu bentuk kelainan perkembangan yang bermanifestasi sebagai gangguan relasi dan komunikasi yang tampaknya meningkat ditemukan akhir-akhir ini. Dari 60 kasus tersebut hanya sebagian sebagian kecil saja yang datang pada usia kurang dari 1 tahun. Kegagalan dalam relasi dan komunikasi pada periode usia 0-3 tahun ini tidak dipandang sebagai suatu defisit yang permanent tetapi dianggap suatu kondisi yang masih sangat berubah dan berkembang.
Memang hal ini tidak mudah, namun kalau orangtua atau ibu jeli, dia segera akan tahu ada sesuatu pada anaknya. Apalagi, bila seseorang ibu sudah mempunyai pengalaman merawat seorang anak. Ke 60 anak yang datang ke Klinik Perkembangan Anak RS Bunda Jakarta dengan terlambatnya bicara pada tahun 2003 tersebut, bila ditelusuri ke belakang ternyata sejak bayi mereka memang telalu diam atau tidak mengoceh sesering bayi-bayi lain yang normal. Jadi 12 bulan pertama kehidupan seseorang anak adalah masa yang sangat penting untuk mendeteksi pertumbuhan dan perkembangannya.
Otak dan Perkembangan Bicara
Otak terdiri dari otak besar, otak kecil dan batang otak. Otak besar terdiri dari 2 belahan yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri adalah terutama berperan dalam perkembangan bahasa dan bicara karena mengatur kemampuan berbicara, pengucapan kata dan kalimat, pengertian pembicaraan orang, mengulang kata dan kalimat di samping kemampuan berhitung, membaca dan menulis. Fungsi otak kanan adalah berperan dalam bahasa non verbal seperti penekanan dan irama kata, fungsi pengenalan situasi dan kondisi, pengendalian emosi, kesenian dan kreativitas, dan pola berpikir secara holistik. Kedua belahan otak berhubungan melalui suatu jalinan serabut saraf dan kerjasama terjadinya melalui suatu bagian yang disebut korpus kalosum, walau untuk suatu aktifitas tertentu salah satu bagian otak yang akan berpengaruh.
Dalam perkembangannya kedua belahan otak akan mengalami spesialisasi atau "laterisasi". Pada 2 tahun pertama belahan otak kanan lebih berkembang selanjutnya baru otak kiri. Karena itu pada periode ini sering kali seorang memakai tangan kirinya sebagai reaksi untuk melambaikan tangan , memberi atau meminta. Seringkali orangtua pada periode ini mengarahkan anak untuk memakai tangan kanan untuk melakukan berbagai aktifitas (sehubungan dengan budaya timur dimana tangan kanan dihubungkan dengan kesopanan misalnya dalam hal memberi, meminta atau melambaikan tangan). Hal ini mungkin akan menimbulkan masalah pada anak yang memang nantinya akan ?kidal?. Anak yang punya kecenderungan ?kidal?, belahan otak yang mengatur bicara dan bahasa mungkin terletak di belahan otak sebelah kanan. Mengarahkan anak ?kidal? untuk memakai tangan kanannya dapat mengganggu perkembangan bahasa dan bicara anak. Pemantapan otak yang tejadi pada usia 6-7 tahun, sehingga otak kiri selanjutnya dikenal sebagai otak yang dominan yang dalam keadaan sehari-hari tercermin dari kecenderungan anak memakai tangan kanannya.
Bahasa yang dipergunakan
Bahasa mengandung symbol untuk bertukar informasi. Kemampuan berbahasa lebih pada kemampuan yang dapat dinilai/dilihat. Perkembangan bahasa dan bicara biasanya digambarkan sebagai berikut :
Bahasa reseptif yang sudah ada pada masa preverbal adalah masa mulai tangisan pertama sampai keluar kata pertama anak. Bayi memproduksi bahasa prelinguistik yang biasanya sesuai dengan pengasuhnya. Bahasa yang semula dikeluarkan adalah cooing atau suara seperti ?vokal? tertentu (seperti ?au? atau ?u?). Tahap prelinguistik ini biasanya terdengar pada saat bayi berusia 4-6 minggu.
Bahasa ekspresif atau masa verbal adalah kemampuan seorang anak untuk bicara dengan mengeluarkan kata-kata yang berarti (biasanya terjad pada usia 12-18 bulan), kata ?mama? atau ?papa?.
Selain kedua jenis bahasa tersebut dikenal pula ?bahasa visual?. Tahap bahasa yang berhubungan dengan emosi ini, muncul dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Bahasa visual yang dapat dilihat pada seorang bayi atau anak antara lain :
Telah disebutkan tadi bahwa bicara atau komunikasi itu sebenarnya dimulai sejak masa bayi. Bayi normal menangis dan membuat aktifitas gerak dan orang tua belajar bereaksi terhadap tangisan dan gerakan bayi sehingga terjadi interaksi. Melalui pengalaman interaksi bayi belajar bahwa dengan menangis sikap orang tua akan berpengaruh. Interaksi juga terjadi pada saat bayi mengeluarkna suara dibalas oleh orangtuanya. Aktivitas-kativitas tersebut berpengaruh dalam perkembangan bicara dan bahasa bayi (lihat tabel perkembangan bicara pada bayi dan anak).
Dengan mengerti tahap-tahap bicara pada bayi/anak diharapkan penemuan kasus gangguan bicara dapat segera ditemukan. Tidak seperti yang saat ini terjadi, yaitu bila orang tua mempertanyakan mengapa anaknya belum bicara itu sebenarnya bahasa yang dimaksud adalah bahasa ekspresif. Padahal sebelumnya anak melalui tahap bahasa represif dan bahasa visual. Bahasa visual atau disebut juga ?bahasa tubuh? merupakan bahasa bayi atau anak. Bahasa ini seperti telah dikemukakan sebelumnya tampak sebagai perubahan ekspresi muka atau sikap, yang mencerminkan apakah seorang bayi atau anak dalam keadaan gembira, marah, tidak mau diganggu atau keadaan yang berhubungan dengan emosi lainnya. Bahasa visual ini kurang berkembang pada anak-anak yang termasuk golongan spectrum autisme. Bahasa visual ini merupakan salah satu tahapan bicara pada seorang bayi/anak yang dapat dipakai untuk mendeteksi apakah seorang anak terlambat bicara sebelum bahasa ekspresifnya timbul.
Ada sekitar 9 tanda yang dipakai bayi untuk mengekspresikan perasaan bayi sebelum bayi bisa bicara yaitu :
Untuk memudahkan orangtua ada beberapa tahap bicara yang dapat dijadikan parameter. Seperti telah dijelaskan bahwa semakin dini diketahui adanya gangguan perkembangan, semakin cepat dapat dilakukan intervensi berupa stimulasi. Orangtua harus mulai waspada bila :
Oleh : dr. I G. Ayu Partiwi Surjadi, SpA, MARS
Selasa, 14 Sep 2004 11:47:05
Pdpersi, Jakarta - Seringkali orangtua baru datang menanyakan pada professional yang menangani masalah perkembangan pada saat anaknya belum bicara saat berusia 18 bulan atau 2 tahun. Sementara 3 tahun pertama otak merupakan organ yang sangat pesat pertumbuhan dan perkembangannya. Periode perkembangan pesat ini dimanfaatkan untuk melakukan terapi, seandainya anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Karena itu deteksi dini merupakan hal yang sangat penting agar intervensi atau penatalaksanaan stimulasi dapat segera dilakukan.
Dua belas bulan pertama yang penting
Bicara merupakan suatu tahap perkembangan yang sebenarnya telah dimulai sejak masa bayi. Tahap bicara ini justru mesti diperhatikan sedini mungkin, Karena pada tahap ini dapat dijadikan parameter ada atau tidak gangguan perkembangan pada seorang anak. Tahap-tahap perkembangan lain seperti motor kasar-halus, sosialisasi/interaksi tentu saja mempunyai peranan penting dalam menentukan optimal atau tidaknya perkembangan anak.
Penelitian yang dilakukan di Klinik Perkembangan Anak RS Bunda Jakarta pada tahun 2003 terhadap sekitar 60 orang anak, menunjukkan belum bicara merupakan keluhan sebagian orang tua, yang pada akhirnya didiagnosis sebagai Gangguan Perkembangan Multisistem (Multisystem Development Disordes/MSDD) , salah satu bentuk kelainan perkembangan yang bermanifestasi sebagai gangguan relasi dan komunikasi yang tampaknya meningkat ditemukan akhir-akhir ini. Dari 60 kasus tersebut hanya sebagian sebagian kecil saja yang datang pada usia kurang dari 1 tahun. Kegagalan dalam relasi dan komunikasi pada periode usia 0-3 tahun ini tidak dipandang sebagai suatu defisit yang permanent tetapi dianggap suatu kondisi yang masih sangat berubah dan berkembang.
Memang hal ini tidak mudah, namun kalau orangtua atau ibu jeli, dia segera akan tahu ada sesuatu pada anaknya. Apalagi, bila seseorang ibu sudah mempunyai pengalaman merawat seorang anak. Ke 60 anak yang datang ke Klinik Perkembangan Anak RS Bunda Jakarta dengan terlambatnya bicara pada tahun 2003 tersebut, bila ditelusuri ke belakang ternyata sejak bayi mereka memang telalu diam atau tidak mengoceh sesering bayi-bayi lain yang normal. Jadi 12 bulan pertama kehidupan seseorang anak adalah masa yang sangat penting untuk mendeteksi pertumbuhan dan perkembangannya.
Otak dan Perkembangan Bicara
Otak terdiri dari otak besar, otak kecil dan batang otak. Otak besar terdiri dari 2 belahan yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri adalah terutama berperan dalam perkembangan bahasa dan bicara karena mengatur kemampuan berbicara, pengucapan kata dan kalimat, pengertian pembicaraan orang, mengulang kata dan kalimat di samping kemampuan berhitung, membaca dan menulis. Fungsi otak kanan adalah berperan dalam bahasa non verbal seperti penekanan dan irama kata, fungsi pengenalan situasi dan kondisi, pengendalian emosi, kesenian dan kreativitas, dan pola berpikir secara holistik. Kedua belahan otak berhubungan melalui suatu jalinan serabut saraf dan kerjasama terjadinya melalui suatu bagian yang disebut korpus kalosum, walau untuk suatu aktifitas tertentu salah satu bagian otak yang akan berpengaruh.
Dalam perkembangannya kedua belahan otak akan mengalami spesialisasi atau "laterisasi". Pada 2 tahun pertama belahan otak kanan lebih berkembang selanjutnya baru otak kiri. Karena itu pada periode ini sering kali seorang memakai tangan kirinya sebagai reaksi untuk melambaikan tangan , memberi atau meminta. Seringkali orangtua pada periode ini mengarahkan anak untuk memakai tangan kanan untuk melakukan berbagai aktifitas (sehubungan dengan budaya timur dimana tangan kanan dihubungkan dengan kesopanan misalnya dalam hal memberi, meminta atau melambaikan tangan). Hal ini mungkin akan menimbulkan masalah pada anak yang memang nantinya akan ?kidal?. Anak yang punya kecenderungan ?kidal?, belahan otak yang mengatur bicara dan bahasa mungkin terletak di belahan otak sebelah kanan. Mengarahkan anak ?kidal? untuk memakai tangan kanannya dapat mengganggu perkembangan bahasa dan bicara anak. Pemantapan otak yang tejadi pada usia 6-7 tahun, sehingga otak kiri selanjutnya dikenal sebagai otak yang dominan yang dalam keadaan sehari-hari tercermin dari kecenderungan anak memakai tangan kanannya.
Bahasa yang dipergunakan
Bahasa mengandung symbol untuk bertukar informasi. Kemampuan berbahasa lebih pada kemampuan yang dapat dinilai/dilihat. Perkembangan bahasa dan bicara biasanya digambarkan sebagai berikut :
Bahasa reseptif yang sudah ada pada masa preverbal adalah masa mulai tangisan pertama sampai keluar kata pertama anak. Bayi memproduksi bahasa prelinguistik yang biasanya sesuai dengan pengasuhnya. Bahasa yang semula dikeluarkan adalah cooing atau suara seperti ?vokal? tertentu (seperti ?au? atau ?u?). Tahap prelinguistik ini biasanya terdengar pada saat bayi berusia 4-6 minggu.
Bahasa ekspresif atau masa verbal adalah kemampuan seorang anak untuk bicara dengan mengeluarkan kata-kata yang berarti (biasanya terjad pada usia 12-18 bulan), kata ?mama? atau ?papa?.
Selain kedua jenis bahasa tersebut dikenal pula ?bahasa visual?. Tahap bahasa yang berhubungan dengan emosi ini, muncul dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Bahasa visual yang dapat dilihat pada seorang bayi atau anak antara lain :
- Senyum sosial yang terjadi pada saat bayi berusia 4-6 minggu
- Bayi usia 2-3 bulan akan mulai memperhatikan orang dewasa yang sedang bicara dan ketika orang dewasa tersebut berhenti bicara, bayi akan mengeluarkan suara lagi. Interaksi seperti ini merupakan dasar adanya interaksi pada seorang anak, yang merupkaan awal dari tahapan bicara.
- Pada usia 4-5 bulan harus terlhat mencari sumber suara
- Pada usia 6-7 bulan bayi akan menikmati permainan seperti ?ciluk ba?
- Usia 9 bulan bayi mulai menggunakan tangannya untuk melakukan kegiatan sederhana seperti ?melambaikan tangan? sebagai ekspresi interaksi sosial
- Pada usia 9-12 bulan bayi memperlihatkan keinginannya pada suatu obvek dengan meraih , atau menangis bila tidak mendapatkannya
- Pada usia 10-12 bulan bayi mulai menggunakan jarinya untuk menunjuk sesuatu yang menarik sambil berbagi pada orang lain.
Telah disebutkan tadi bahwa bicara atau komunikasi itu sebenarnya dimulai sejak masa bayi. Bayi normal menangis dan membuat aktifitas gerak dan orang tua belajar bereaksi terhadap tangisan dan gerakan bayi sehingga terjadi interaksi. Melalui pengalaman interaksi bayi belajar bahwa dengan menangis sikap orang tua akan berpengaruh. Interaksi juga terjadi pada saat bayi mengeluarkna suara dibalas oleh orangtuanya. Aktivitas-kativitas tersebut berpengaruh dalam perkembangan bicara dan bahasa bayi (lihat tabel perkembangan bicara pada bayi dan anak).
Dengan mengerti tahap-tahap bicara pada bayi/anak diharapkan penemuan kasus gangguan bicara dapat segera ditemukan. Tidak seperti yang saat ini terjadi, yaitu bila orang tua mempertanyakan mengapa anaknya belum bicara itu sebenarnya bahasa yang dimaksud adalah bahasa ekspresif. Padahal sebelumnya anak melalui tahap bahasa represif dan bahasa visual. Bahasa visual atau disebut juga ?bahasa tubuh? merupakan bahasa bayi atau anak. Bahasa ini seperti telah dikemukakan sebelumnya tampak sebagai perubahan ekspresi muka atau sikap, yang mencerminkan apakah seorang bayi atau anak dalam keadaan gembira, marah, tidak mau diganggu atau keadaan yang berhubungan dengan emosi lainnya. Bahasa visual ini kurang berkembang pada anak-anak yang termasuk golongan spectrum autisme. Bahasa visual ini merupakan salah satu tahapan bicara pada seorang bayi/anak yang dapat dipakai untuk mendeteksi apakah seorang anak terlambat bicara sebelum bahasa ekspresifnya timbul.
Ada sekitar 9 tanda yang dipakai bayi untuk mengekspresikan perasaan bayi sebelum bayi bisa bicara yaitu :
- Tertarik akan sesuatu,tampak bayi memperhatikan dengan melihat dan mendengar sesuatu (biasanya alis matanya akan sedikit tertarik ke bawah atau ke atas)
- Menikmati, bayi tersenyum sambil membuka bibir
- Surprise, wajah disertai alis terangkat, mata lebih lebar dengan mulut membentuk huruf ?o?
- Distrese, bayi tampak menangis, alis berkerut, dengan sudut mulut ke bawah
- Marah, muka bayi tampak lebih merah, mata mengecil
- Takut, kulit bayi tampak lebih pucat, dingin, bergetar atau bulu berdiri
- Malu, diperlihatkan dengan bulumata yang lebih tertarik ke bawah, tonus otot di wajah dan leher berkurang yang menyebabkan kepala bayi tertarik ke bawah
- Jijik, diperlihatkan dengan mulut dan lidah berkerut
- Tak suka bau tertentu,mulut dan hidung bayi terangkat dengan kepala sedikit manjauh
Usia | Kemampuan |
0-1 bulan | Respons bayi saat mendengar suara dengan melebarkan mata atau perubahan irama pernafasan atau kecepatan menghisap susu |
2-3 bulan | Respons bayi dengan memperhatikan dan mendengar orang yang sedang bicara |
4 bulan | Menoleh atau mencari suara orang yang namanya dipanggil |
6-9 bulan | Babbling, mengerti bila namanya disebut |
9 bulan | Mengerti arti kata ?jangan? |
10-12 bulan | Imitasi suara, mengucapkan mama/papa dari tidak berarti sampai berarti kadang meniru 2-3 kata Mengerti perintah sederhana seperti ?Ayo berikan pada saya? |
13-15 bulan | Perbendaharaan 4-7 kata, 20% bicara mulai dimengerti orang lain |
16-18 bulan | Perbendaharan 10 kata, beberapa ekolalia (meniru kata yang diucapkan orang lain), 25% dapat dimengerti orang lain |
22-24 bulan | Perbendaharan 50 kata, kalimat 2 kata, 75% dapat dimengerti orang lain |
2-2,5 tahun | Perbendaharan > 400 kata, termasuk nama, kalimat 2-3 kata, mengerti 2 perintah sederhana sekaligus |
3-4 tahun | Kalimat dengan 3-6 kata ; bertanya, bercerita, berhubungan dengan pengalaman, hamper semua dimengerti orang lain |
4-5 tahun | Kalimat degan 6-8 kata, menyebut 4 warna, menghitung sampai 10 |
Untuk memudahkan orangtua ada beberapa tahap bicara yang dapat dijadikan parameter. Seperti telah dijelaskan bahwa semakin dini diketahui adanya gangguan perkembangan, semakin cepat dapat dilakukan intervensi berupa stimulasi. Orangtua harus mulai waspada bila :
- Pada usia 6 bulan, bayi tidak melirik atau menoleh pada sumber suara yang datang dari belakang atau sampingnya
- Pada usia 10 bulan, bayi tidak merespons bila dipanggil namanya
- Pada usia 15 bulan, anak tidak mengerti atau merespons terhadap kata ?tidak? atau ?jangan?
- Pada usia 21 bulan, anak tidak merespons terhadap perintah : duduk. Kesini, atau berdiri
- Pada usia 24 bulan, anak tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh seperti mulut, hidung, mata atau kuping.
No comments:
Post a Comment