Jalan di Mp eh nemu artikel ini pas bgtt smaa Azka...mmg menakjubkan perkembangannya...
jadi terharu....mama love azka....
TUMBUH KEMBANG BAYI BULAN KE-4 MERASAKAN EMOSI
"Bersikap ceria di hadapan bayi meskipun Anda sedang kesal pada sesuatu"
Emosi
* Melewati usia 3 bulan reaksi emosi bayi sudah lebih jelas. Jika ada keinginan yang tak terpenuhi, si kecil bisa mengomunikasikannya dengan gerak tubuh, rengekan atau tangisan yang beritmis, serta mimik muka. Adakalanya emosi yang muncul -karena rasa marah dan kecewa- ditampakkan dengan berlebihan seperti berteriak-teriak dan perlu waktu untuk menenangkannya. Orangtua dapat membangun emosi positif dengan berusaha jeli memahami apa kebutuhan bayinya dan harus sering mengajaknya bicara pada setiap kesempatan. Berikan stimulasi setiap berinteraksi dengan anak.
* Bayi sudah bisa merasakan emosi orangtuanya yang sedang sedih, marah, letih dan sebagainya. Umpamanya, saat si kecil berceloteh lantas ibu mengeluarkan suara dengan intonasi tinggi, ia akan diam. Bayi yang memiliki gangguan emosi justru cuek pada apa yang terjadi di sekelilingnya. Kalau ini yang terjadi, sering-seringlah mengajak si kecil bermain, ngobrol, mendongeng, dan lain sebagainya. Dengan begitu, setidaknya ada rangsangan ke otak si kecil untuk bisa fokus ke satu hal yang tengah dihadapinya.
* Bayi sudah mengenali raut wajah kedua orangtuanya. Maka itu, perlihatkan wajah yang selalu ceria padanya. Hal ini akan memberi pengaruh pada keceriaannya juga. Wajah cemberut dan kesal yang kerap diperlihatkan pada bayi, hanya akan membuatnya juga jadi mudah marah.
Motorik kasar
* Bila ditengkurapkan, bayi dapat mengangkat dada dan menopang dengan kedua tangannya. Terkadang, ia pun menumpu pada kedua kakinya. Otot leher yang semakin kuat, memungkinkan bayi untuk menegakkan kepala dan menggoyangkan kepalanya. Bila otot leher bayi masih terkulai lemas maka perlu dicurigai.
* Bila didudukkan dengan dipangku, kepalanya dapat tegak. Curigai bila kepalanya lemas terjatuh atau menunduk.
* Sudah berguling atau tengkurap-telentang sendiri. Beberapa bayi masih perlu bantuan untuk itu. Ini masih wajar. Saat tubuhnya miring-miring, coba bantu dia membalikkan badannya. Waspadai bila menaruhnya di tempat tidur karena dengan kemampuannya yang baru ini, ia berisiko terjatuh bila tidak diawasi.
* Ketika bayi telungkup, berikan mainan berbunyi di hadapannya agar ia berusaha mengangkat kepala. Ini juga melatih kekuatan otot leher yang diperlukan saat ia belajar duduk nantinya dan untuk belajar meraih mainannya. Jangan sering menggendongnya, lebih baik taruh bayi di tempat tidurnya agar banyak bereksplorasi.
* Bayi sudah diajar untuk didudukkan. Contoh, dari posisi telentang, kita bisa menarik kedua tangannya perlahan sehingga ia seolah-olah dalam posisi duduk. Sudah memungkinkan juga untuk memosisikan bayi duduk saat digendong, dipangku atau diletakkan di kereta dorong bayi.
Motorik halus
* Bila diberikan mainan, bayi dapat menggenggam dan memainkannya.
* Dapat meraih benda.
* Memasukkan tangan ke mulut dengan mainan atau benda.
* Bola mata mengikuti arah benda yang digerakkan dihadapannya tanpa diikuti gerakkan kepala.
Kognitif
* Aktif memerhatikan orang yang ada di dekatnya atau yang mengajaknya bicara atau objek yang berada di dekat/dalam pandangannya. Mulai ada ketertarikan untuk mengamatinya.
* Bermain dengan mainan kerincingan atau memainkan tangan, kaki maupun jari-jari tangan dan kakinya.
* Mencari sumber suara dan mengeskplorasi rasa dengan menggunakan tangan dan mulut.
Bahasa
Respons bayi sudah lebih kompleks. Untuk mengungkapkan perasaan, ia tak hanya mengeluarkan bunyi-bunyian vokal maupun diftong (ai, oi, au), tapi juga dibarengi gerakan anggota tubuh. Misal, saat ia mendengar bunyi, ia akan menggerakkan mata atau tubuhnya mencari sumber suara tadi. Ketika diajak bicara, bayi tampak serius memerhatikan dan mengamati orang yang mengajaknya bicara itu.
Tangisannya pun sudah bervariasi. Ada perbedaan pada tangisan saat lapar, kesal, marah, mengantuk, dan sebagainya. Ia juga sudah bisa menjerit-jerit. Lantaran itu, orangtua harus peka dengan apa yang tengah dibutuhkan bayi.
Perkembangan psikososial
* Mampu berinteraksi dan berkomunikasi secara beragam. Contoh, ketika diajak bicara, ia memberi respons berupa suara atau tingkah yang memperlihatkan kesenangan maupun ketidaksenangan. Jika ada hal yang menurutnya menyenangkan, ia bisa tersenyum bahkan tergelak tertawa.
* Menyukai permainan yang bersifat sosial atau permainan yang bersenda gurau, seperti main cilukba.
* Kontak mata semakin intens dan bola matanya dapat mengikuti arah pergerakan objek. Secara visual, bayi sudah mengenali orangtuanya.
* Bisa menarik perhatian. Antara lain dengan tertawa keras, menjerit, menghentakkan badan, menendangkan kaki, main ludah dan lainnya.
* Memberi respons dengan menoleh pada suara yang menarik perhatiannya. Ada keinginannya untuk digendong oleh orang yang mendekatinya.
Ukuran Tubuh
Berat badan antara 4,7-6,7 kg, panjang badan sekitar 57,8 -63,7 cm dan lingkar kepala antara 38-44 cm.
Sumber : Dedeh Kurniasih. Foto: Ferdi/NAKITA
Konsultan Ahli:
dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)
dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Sunday, October 19, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment