skip to main | skip to sidebar

Bisnis BUnda Azka skrg ^^

www.dbc-network.com/index.php?id=fivit

Bunda azka^^

Unknown
View my complete profile

Keluarga kecil Azka

Keluarga kecil Azka

Kalender Azka^^


Free Blog Content

Jam Azka

Tinggalkan Pesan Yawh^^,,


Free chat widget @ ShoutMix

Menu Azka

  • Cerita Azka (10)
  • cerita Bunda (2)
  • Cerita Mama (2)
  • Ceritaku (3)
  • Info Parenting (4)
  • Kegiatan Azka (6)
  • Kesehatan (3)
  • Perkembangan Azka (1)

Friends

  • adiknya Azka *Jeehan ^^
  • Afif - Duri
  • auntie Bhakti - Jakarta
  • Auntie Loli - Amerika
  • inspire kids Magazine
  • kaka Abbasy - Duri
  • kaka adel - Duri
  • kaka alifah-Duri
  • kaka Andra - Duri
  • kaka cantique - Duri
  • kaka khalisa - Duri
  • kaka najwa - Duri
  • Mama Afif - Duri
  • mama alifah - Duri
  • Mama Zahir - Jabar
  • Nara - Duri
  • om Abdullah Sidik - Malang
  • om Cahyo - Duri
  • tante Fitri - Duri
  • tante lina- Duri
  • tante Novika - Duri
  • tante shandy - Pekanbaru
  • toko naya

Archivo del blog

  • ►  2013 (4)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
  • ►  2012 (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2011 (3)
    • ►  May (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2010 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
  • ►  2009 (13)
    • ►  December (3)
    • ►  October (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (5)
    • ►  April (2)
  • ▼  2008 (20)
    • ▼  December (3)
      • Ke Jakarta
      • 6 Bulan
      • 6 Bulan....3 hari..
    • ►  November (5)
      • Manfaat Berenang buat Balita...
      • Berenang renang ke tepian....
      • Azka dan Flu
      • Aku udh 5 Bulan ni^^
      • Jalan-jalan Ke Bandung
    • ►  October (7)
      • Imunisasi yg Dianjurkan
      • Sudah 4 Bulan
      • 4 Bulan...
      • Imunisasi Hib
      • Foto Di Studio
      • Tips
      • LEBARAN DI DURI ajah...
    • ►  September (5)
      • Bandana
      • Perlunya Deteksi Dini Keterlambatan Bicara Pada Ba...

Yang mampirrr....

Wonderful AzKa

Hai... perkenalkan nama ku Azka...setiap hari Bunda akan cerita ngapain aja ya aku ....apa lg senyum,ngompol,merengek,garuk-garuk,tengkurep dan seterusnya hehehe....jadi mari masukkkk....

Azka...

Lagu Azka

Tasya feat. Duta dan Eross - Jangan Takut Gelap.mp3

my Princess Azka...

Lilypie 1st Birthday PicLilypie 1st Birthday Ticker

Wednesday, December 31, 2008

Ke Jakarta


ini nini dan kaik nya azka...

azka main sama kaik...

azka sama mama di hotel Red Top

Manyunnya azka baru bangun tidur kuterus mandi hehehe
Wah mama azka lg males nulis niii...
ada dua cerita yang belum sempat ditulis mama disini...azka sempat ke jakarta lhoo nengokin kaik...kasiann kaik azka lagi sakit...(kaik dari bahasa Banjar artinya kakek, red). Kaik lagi dirawat di RS Jantung Harapan Kita...moga kaik cpt sembuh aminnn....

Dijakarta Azka cuma 3 hari ketemu tante Engga...dan nenek Ain dan nenek Niah (ini kakak-kakaknya kaik...). Wah slama disana azka lumayan rewel mungkin ini karena Azka sudah mulai mengenal orang, jadi kalo azka merasa tidak nyaman langsung nangis aja...hmmm mama yg capekkk ini beberapa foto waktu azka disana....
Posted by Unknown at 9:32 AM No comments:
Labels: Kegiatan Azka

Monday, December 8, 2008

6 Bulan

TUMBUH KEMBANG BAYI BULAN KE -6 Wow, Sudah Mau Duduk!

Pada bulan ke-6 bayi usia ini dapat distimulasi untuk belajar duduk. Ia pun bisa dilatih untuk memegang biskuit dan memasukkannya ke mulut.

Dedeh Kurniasih

Konsultan Ahli:

dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)., dari RSUPN Cipto Mangunkusumo,

Jakarta

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

* Ketika ditelungkupkan, posisi kepala bisa tegak dan bisa menopang tubuhnya dengan kedua lengan yang ditegakkan. Posisi ini sudah lebih terlihat mantap dan seimbang ketimbang usia sebelumnya.

* Kemampuan bergulingnya sudah lebih sering dan mudah terjadi.

* Bila dalam posisi telentang kemudian kita ulurkan tangan, dia akan menggenggamnya dan akan mengentakkan badan untuk bergerak bangun ke arah posisi duduk. Ia merasa senang kalau ditarik untuk didudukkan.

* Jika diposisikan duduk dengan dibantu, kepalanya dapat tegak cukup baik tanpa berpegangan. Memangku si kecil dengan posisi duduk dapat membantu menstimulasinya untuk posisi duduk.

* Bila diposisikan berdiri dengan dipegangi pada kedua ketiaknya, kaki bayi dapat menumpu dengan baik dan sudah tampak keseimbangan meski hanya sebentar.

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

* Telapak tangan tidak lagi mengepal malah sudah membuka keseluruhan.

* Ia dapat meraih dengan tepat sasaran sebuah objek dengan kedua tangannya.

* Dapat memegang benda dengan telapak tangan dan semua jemari tangannya.

* Ia bisa dilatih memegang biskuit untuk dimakannya.

* Dapat mencoba-coba atau memanipulasi objek yang ada dalam genggamannya dan mengamat-amatinya. Selain itu, memukulkan objek yang dipegangnya pada meja, misalnya.

* Dapat memindahkan benda yang dipegangnya dari satu tangan ke tangan lain. Sesekali ia gunakan pula tangan dengan bantuan mulut atau anggota badan lainnya. Pandangannya sudah lebih luas dalam melihat. Misal, ia bisa mengikuti gerakan orang yang melintas dalam ruangannya.

PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI

* Sudah dapat membedakan orang dekat dan orang baru sebagai orang asing baginya. Ia mulai mempunyai kesadaran akan orang asing maupun situasi yang asing. Lantaran itu, ia akan merasa senang dan bersikap ramah pada orang yang dikenalnya seperti orangtua ataupun pengasuh. Sebaliknya ia bisa merasa takut dan menangis saat disapa orang yang belum dikenalnya.

* Bila di dekatnya ada bayi lain, ia akan menunjukkan minatnya dengan tersenyum. Kalau bayi didekatnya menangis, ia seolah menunjukkan minatnya pada suara tangisan tersebut dengan sikap diam mendengarkan.

PERKEMBANGAN BAHASA

* Sebagian besar bayi usia ini dapat menggabungkan atau merangkaikan huruf hidup tertentu dengan bunyi-bunyi huruf mati. Ia bisa menyuarakan suku kata-suku kata seperti, "ma-ma", "da-da", dan "na-na" dengan nada berirama/ritmis.

* Ia akan memerhatikan dengan baik orang yang berbicara dan menyebutkan namanya. Latih bayi untuk mencoba menirukannya.

Ukuran Tubuh

Berat badan sekitar 5,8-7,8 kg, panjang badan 61,6 ­ 67,8 cm, dan lingkar kepala 40-46 cm.

PERKEMBANGAN KOGNITIF

* Ketika meraih benda, ia melakukannya dengan sengaja. Begitu juga saat melakukan eksplorasi sensori dengan memasukkan benda/sesuatu ke mulutnya.

* Kemampuan mendengarnya cukup tajam dan perhatiannya besar pada suara-suara yang didengarnya. Ia juga bisa menentukan gerak pandangan/kepalanya ke arah munculnya suara. Bisa dicoba dengan meremas kertas di samping telinganya. Ia akan menoleh ke arah bunyi kresekan kertas.

* Bisa membedakan suara ramah dan marah yang didengarnya serta memberi respons yang berbeda.


sumber : http://corpusalienum.multiply.com
Posted by Unknown at 10:37 AM No comments:
Labels: Info Parenting

6 Bulan....3 hari..

Hmmm...sudah 6 bulan usia azka...brarti saatnya azka belajar maem ni. Mama sudah mulai Upload resep-resep sedap buat azka. Tapi sampai sekarang azka belum full maem padatnya alias masih belajar terusss. Mama mengenalkan azka dengan biskuit milna (mama azka waktu beli ga liat-liat biskuit milna nya rasa apa asal comot aja, dipikiran mama semua sama aja sama-sama hijau c hihihi). Buah pertama azka pisang tapi dikitttttt bgttt (padahal kata tante tami bundanya Afif buah pertama yang bagus untuk bayi adalah alpukat ;p). Tapi karena buah alpukat yang dicari belum nemu-nemu juga, yang ada pisang ya pisang dulu hehehe. Menurut mama azka untuk pengenalan saja. Azka maem pisangnya cuma bisa 3 sendok unjung sendok teh aja, dan encerrrr bangettt kalo ga encer azka nya muntah. Hmmm gtu ya rasanya pisang (wajah azka sepertinya menunjukkan kalo dia ga suka pisang hahaha, mama azka red). Untuk tahap belajar ini azka cuma maem satu hari sekali, karena azka baru belajar mama gJustify Fulla mau juga memaksa azka buat maem kalo wajahnya sudah berpaling. Yang bikin repot mama sekarang huaaa baju azka udh mulai kena-kena makanan, sebab azka kalo udh ga mau suka disembur keluar (hihihi papa suka ketawa liatnya). Azka juga sempat mencoba Biskuit Promina 3/4 potong dicampur ASI. Disendok ketiga azka mual huekssss....akhirnya distop dulu. Duhh yang baru bisa maem hehehe...

Untuk perkembangan umur 6 Bulan alhamdulillah azka sudah memenuhi perkembangan bayi umur 6 bulan (biasanya mama postingin ni artikelnya tapi lagi males ni hahaha). Cuma untuk duduk azka masih harus dibantu. Duduknya masih ga seimbang. Doakan azka bisa duduk sempurna ya teman-teman hehehe...

Oia balik ke soal makanan padat untuk bayi azka. Untuk minggu pertama diberikan 1 kali sehari dulu mengingat bayi masih belajar maem. Diminggu ketiga dimulai untuk makan teratur sedikit demi sedikit. Mama azka deg-degan ni Azka udah mulai maem. Moga lancar ya...doakan slalu...

Mama azka pernah membaca sebuah artikel tentang Arzeti Bilbina salah satu artis ibu kota. Bahwa anaknya semua mengkonsumsi makanan organic. Katanya anak-anak tante Arzeti ini ini jadi ga gampang sakit karena mengkonsumsi makanan organic. Namun karena memang sehat itu mahal (hahaha, mama azka) pengeluaran sang artis ini tiap bulan termasuk untuk makanan anak-anaknya sebesar 11 juta lebih (woowwww....pliss dehhh). Yah orang sering bilang untuk anak apa c yang ga...pasti setiap orang tua mau anaknya memperoleh yang terbaik. Tapi kata papa azka ni...biarin aja azka maem apa adanya ga usah pake organik-organikan...kasian ntr kalo sudah gede kalo maem yang ga organik bisa sakitlah or apalah. Jangan terlalu berlebihan apalagi sampai harus semuanya disterilkan (kalo udh masalah ini papa azka yang paling ribut). Kata papa azka, ada anak salah satu temannya bercerita bahwa anak pertamanya diberi makanan organik, apa-apa higenis, dst eh udh besar jadi gampang sakit. Sedangkan adiknya tidak di-threat sama dengan kakaknya. Jadi maem nya ga harus organiklah, higenislah jadi lebih sehat dan ga punya pantangan untuk makan apa saja. Hmmm kalo begini yaaa sudah...mama azka ga bisa ngomong apa-apa. Tapi Alhamdulillah selama ini azka jarang sakit. Mudahan aja setelah mulai makan ini azka juga ga gampang sakit, Aminnnn.
Posted by Unknown at 10:03 AM No comments:
Labels: Cerita Azka

Saturday, November 29, 2008

Manfaat Berenang buat Balita...

Ini dari artikel yang mama Azka baca di situs Maharani Sport Club Online...

Berenang Bikin IQ Tinggi
Print E-mail
Written by Administrator
Monday, 05 March 2007
Ajarkan Anak Berenang sedari diniJadi, Bu-Pak, ajaklah si kecil berenang. Sekalipun masih bayi, tak masalah. Bahkan, bayi baru lahir pun tak akan tenggelam kalau dicemplungin ke dalam air.

Hasil penelitian di Melbourne, Australia, menunjukkan, secara statistis IQ anak-anak yang diajarkan berenang sejak bayi lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan berenang atau diajarkan berenang setelah usia 5 tahun. Anak-anak tersebut diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu, pertumbuhan fisik, emosional dan sosialnya pun lebih baik.


Penelitian lain menunjukkan, bayi lebih gampang diajarkan berenang ketimbang orang dewasa, karena bayi tak pernah memiliki faktor X semisal bahaya. Bukankah bayi belum mengerti bahaya? Lagi pula, bayi sangat menyukai air sehingga ia pun akan suka diajak berenang. Nah, hal ini membuatnya jadi lebih mudah belajar berenang.

Selain itu, bayi baru lahir hingga usia 3 bulan bisa langsung nyemplung ke dalam air tanpa takut tenggelam, karena pada usia tersebut, ia memiliki refleks melangkah yang banyak kegunaannya untuk berenang. "Refleks melangkah merupakan salah satu refleks yang menyertai bayi seperti halnya refleks menggenggam dan refleks berjalan," jelas Dr. Karel Staa dari RS Pondok Indah, yang juga mantan perenang pemegang rekor 200 meter gaya dada pada 1960-1962.

Jadi, bila kita meletakkan bayi usia di bawah 3 bulan di dalam air, secara otomatis ia akan menggerak-gerakkan kakinya menyerupai paddle dog sehingga tak tenggelam. Bisa dikatakan, pada usia di bawah 3 bulan bayi sudah bisa berenang dengan gaya primitif. Bukan berarti setelah usia tersebut, bayi tak bisa berenang lagi, lo. Kendati refleksnya sudah menghilang, ia tetap bisa melakukan gerakan berenang walaupun tak terorganisir atau acak-acakan. Soalnya, dengan ada gaya gravitasi, ia merasa ditekan dari bawah air sehingga ia bisa mengambang. Ia pun jadi senang.

Apalagi sejak di perut ibu, bayi sebenarnya juga sudah berenang dalam air ketuban selama 9 bulan. Setelah lahir, kemampuannya berenang tinggal ditingkatkan saja. Bahkan, saking populernya berenang ini, di luar negeri sampai ada proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, lo. "Secara medis, hal ini tak akan menimbulkan masalah karena merupakan proses alami." Jadi, tak ada alasan lagi untuk ragu-ragu mengajak si kecil berenang, ya, Bu-Pak.

HARUS AMAN

Yang penting diperhatikan, ketika berenang bayi harus merasa aman dan memang harus ada pengaman. Jadi, orang tua harus mendampinginya. Ini syarat mutlak, lo. "Jika orang tua sama-sama masuk ke dalam air dan sama-sama berenang dengan bayi, maka selain merasa aman, bayi pun bisa merasakan ada respon dari orang tua," tutur Karel.

Disamping, dengan orang tua mendampingi juga bisa bermain dengan bayi sehingga ada interaksi antar manusia. "Ini merupakan salah satu keunggulan berenang." Coba bandingkan kala bayi baru belajar duduk atau berjalan, apakah orang tua akan mendampingi dan melakukan gerakan yang sama terus menerus dengan anak? Kan, enggak. "Nah, berenang lain. Mereka sama-sama masuk air, sama-sama berenang sehingga rasa enjoy-nya lebih. Ini akan berguna untuk perkembangan psikologis anak." Itulah mengapa, kedua orang tua sebaiknya ikut bersama bermain di dalam air.

Tentunya, berenang juga berguna untuk pertumbuhan. "Motoriknya berkembang lebih pesat ketimbang ia hanya bermain di lantai." Bukankah saat berenang, semua otot bekerja? Nah, kalau di lantai, hanya otot-otot tertentu saja yang bekerja. Apalagi jika ibu memberikan baby walker sehingga bayi jadi terbiasa berjalan dengan alat itu. Akhirnya, gerakan-gerakan ototnya jadi terbatas karena hanya otot-otot tertentu saja yang bekerja.

PERHATIKAN KEBERSIHAN AIR

Nah, kini Ibu-Bapak semakin mantap, kan, mengajak si kecil berenang? Tapi berenangnya di rumah saja, ya, kalau usia si kecil masih di bawah 6 bulan, agar bisa mengontrol kebersihan dan suhu airnya. Jangan lupa, di usia ini enzim pencernaan bayi belum matang. Jadi, kalau ia secara tak sengaja menelan air yang tak bersih kala berenang, bisa mengakibatkan mencret, muntah, dan sebagainya.

Bukan berarti di rumah harus ada kolam renang, lo. Toh, banyak benda yang bisa dijadikan sebagai pengganti kolam renang seperti bak mandi, ember besar, bathtub, dan lainnya. Nah, biasakan bayi bermain di situ. "Sebenarnya, ketika bayi tengah mandi atau bermain air merupakan salah satu cara mengenali atau menghayati air pada anak," tutur Karel.

Setelah bayi berusia 6 bulan ke atas barulah bawa ia ke kolam renang terbuka atau umum. "Tapi harus pilih, ya. Mungkin di Indonesia masih sulit karena kita, kan, enggak punya kolam berenang khusus bayi. Bahkan kebanyakan kolam renang di Jakarta, air yang dipakai itu-itu saja, muter saja di situ. Diputarnya pakai mesin lalu ditambahkan kaporit dan daun-daun atau kotorannya diangkat; sebulan sekali baru diganti." Hal ini dikarenakan sulitnya sumber air di Jakarta. Lain dengan di kota pegunungan seperti Bogor dan Cibodas, "mereka memiliki kolam renang yang airnya mengalir".

Jadi, bila mau membawa bayi berenang di kolam renang umum, pilih waktu yang tepat, yaitu ketika kolam renang masih dalam keadaan bersih; biasanya di waktu pagi. "Suhunya juga harus disesuaikan, sebaiknya jangan lebih dari 31 atau 32 derajat celcius." Khusus untuk bayi usia satu bulan pertama, suhunya 34-35 derajat celcius.

Kebersihan lain yang harus diperhatikan ialah kaporitnya, "jangan terlalu jenuh, karena kaporit bisa mengakibatkan iritasi kulit, mata, dan lainnya." Ukuran kaporit yang ditetapkan untuk anak adalah 6-8 ppm. Hati-hati, lo, Bu-Pak, jika bayi sudah merasa trauma karena matanya perih, misal, selanjutnya akan jadi kendala.

UNTUK REKREASI

Yang perlu diingat, jangan sampai orang tua mengajak bayi berenang untuk mengejar prestasi karena tujuan utamanya adalah rekreasi. Beberapa asosiasi kedokteran anak di luar negeri malah mengatakan, berenang pada anak usia di bawah 4 tahun jangan dijadikan tujuan untuk mengejar prestasi. Di atas usia itu barulah orang tua bisa mengajarkan gaya-gaya berenang yang ditargetkan untuk prestasi.

Dalam bahasa lain, bayi berenang hanya untuk fun. "Mulai usia setahun bolehlah diarahkan pada prestasi, tapi tidak dengan cara ditekan," ujar Karel. Misal, setiap hari harus berenang 50 meter bolak-balik. Soalnya, di usia tersebut ia baru bisa mengikuti gerakan-gerakan renang yang dilakukan orang tuanya. Sama halnya dengan bayi usia setahun yang suka marah-marah karena melihat orang tuanya yang suka marah-marah, begitu pula berenang. "Kalau orang tua suka berenang dengan gaya yang cukup baik maka ia pun akan mengikuti."

Jadi, ajak si kecil berenang untuk kesehatannya lebih dulu, ya, Bu-Pak. Soal gaya renang akan mengikuti secara otomatis bila ia sudah menyukainya. Jangan lupa, ketika mendampinginya, Ibu-Bapak juga harus fun, lo, bukan lantaran terpaksa.(http://www.sahabatnestle.co.id)

Posted by Unknown at 8:50 AM 1 comment:
Labels: Kesehatan

Berenang renang ke tepian....

minggirrrr azka ngepotttt neeee...
azka mejeng ni naik mobil hihhihihi
Hari ini adalah hari pertama Azka berenang hehehe...akhirnya keinginan mama supaya azka belajar berenang bisa terwujud...cuz kata buku yang mama baca...anak harus mengenal renang dari bayi karena ada hubungannya dengan kecerdasan anak...ditambah lg info dari tante lili (mama nara, red) anak dibawah umur 6 bulan kalo diajak berenang, otomatis bisa...karena dia msh punya reflek-reflek ketika dia msh dalam kandungan. Terbukti ketika azka dimasukin di swimming pool plastik hadiah dari Eizel anak tante lola dan om Ikhsan, dengan dibantu pelampung mobil-mobilan nya aubry, azka bergerak mengelilingi kolam...sambil bermanuver ke sana dan kemari...dengan meggerakan kaki nya layaknya orang berenang. Wah mama azka senengggg bangetttt..Mama menaruhkan boneka -boneka plastik seperti bebek2an, anak ayam, kodok, di dalam kolam jadi azka berkeliling sibuk mengejar boneka-boneka plastik imut dan berwarna-warni tersebut.

Betapa senangnya azka mandi dikolam...hmmm sampai ga sadar kalo airnya dingin hehehe...ntr ya azka upload fotonya...azka berenang bareng Aubry juga lho...asik deh rameeee dibelakang rumah. Mama azka juga sibuk basah-basahan nemenin azka mandi. Papa sibuk ngambil foto-fotonya azka.

oke sampai ketemu di kegiatan azka selanjutnya ya....

Posted by Unknown at 8:38 AM No comments:
Labels: Kegiatan Azka

Saturday, November 22, 2008

Azka dan Flu

Tangga cantik hahaha ki-ka mama andra, mama nara, mama azka donk...
Azka sama mba nya Andra (azka pinjem ya kaka Andra hehehe)
Rame-rame seruuu..ki-ka mimi naunau, mama aubry, mama Azka donk, Mama Andra yg paling tinggi hahaha, dan Mama Nara...dibawah Ada Naunau, Aubry, dan Azka -donnk hehehe

Hmmm...betapa rewelnya aku dikala sakit...kata mama ini deh bayi melankolis...kalo sakit manjaaaaaaaaaaaaaaa dan sensitifffff bgtt...abis azka sebel sama hidung azka yang beleber ingusnya...mana azka harus mimik obat dua macem yang setiap ditetesin mama azka mo muntah ajah...

Flu ini berawal dari azka pulang dari acara Getto (Get Together, red : mama azka) team papa. Acaranya diadakan di hari minggu pagi, di lapangan INKAI. Pagi-pagi c enak disana udaranya segerrr tapi mulai mendekati siang dan matahari sudah mulai menampakkan wajahnya woaaaaaaaaaaa jadi puanassss. Azka yang tadinya anteng2 aja sama nara jadi BT nangis2 keringetan. Akhirnya ditengah acara kita beranjak pulang (terutama mama, mama nara, dan mama andra yang ga bisa ikut games cz sibuk dengan anak-anak masing2 red : mama azka). Kami ke rumah tante rosie...mamanya Andra. Getto tahun ini serunya azka banyak temennya juga mama azka tentunya ada Tante maya, Tante Lili, Tante Rosie, Tante Nurul yang semuanya azka kenal hehehe jadi rame deh kita foto-foto...

Kami meninggalkan Getto yang padahal lumayan seru ada permainan pinball, istana balon, ada paman Donald Bebek, dan Dora yang kata mama azka ga mirip bgtt sama Dora kaya cow hahahaha...

Keesokan harinya Azka mulai deh bersin-bersin dan batuk-batuk. Hari Selasanya Azka dibawa mama ke medical buat ketemu Dokter Alina dokter anak Azka. Kata Dokter azka minum obatnya di stop aja kalo udah sembuh...

ya udah azka mu bobo dulu istirahat biar flu nya sembuh...temen-temen doain azka flu nya cpt sembuh yaaaa.....
Posted by Unknown at 9:52 AM No comments:
Labels: Cerita Azka

Saturday, November 8, 2008

Aku udh 5 Bulan ni^^

Sekarang Azka sudah 5 Bulan...
ini diambil dari multiply seorang teman...
Azka mama loves u xoxo.....
TUMBUH KEMBANG BAYI BULAN KE-5
Mengulurkan TANGAN & MAINAN
Motorik halusnya sudah terkoordinasi dengan baik. Telapak tangan sudah membuka dan ia akan meraih objek yang ada dalam pandangannya.

Konsultan Ahli:
dr. Rini Sekartini, Sp.AK dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Perkembangan Motorik kasar
* Bila bayi mengamati sesuatu pada satu sisi, ia akan memiringkan kepala dan badan sehingga membuatnya terguling. Karena itu, hati-hati jika menaruh bayi, perhatikan sekelilingnya, apakah cukup aman dan tidak berisiko membuatnya terjatuh.
* Kepalanya sudah bergerak-gerak dengan aktif jika ditelungkupkan. Ia pun mulai bisa bertopang tegak pada kedua lengannya (dengan ujung-ujung jari kaki menahan pada alas). Dalam posisi telungkup pun ia mudah untuk bergerak memutar.
* Ketika dari posisi telentang, kedua tangannya ditarik, kedua lengannya akan melengkung dan kepala bayi menunduk ke depan sehingga dagu menyentuh dada. Ketegangan otot perut dan pangkal paha juga menyebabkan pinggul tertekuk. Bayi pun dapat duduk dengan dibantu.
* Kalau bayi "diberdirikan" dengan memegang kedua ketiaknya, tampak kedua kaki bayi bisa tegak. Bertumpu pada kedua kaki dengan posisi seimbang bisa dilakukan dalam hitungan 1-2 detik.
Perkembangan Motorik halus
* Bayi sudah mencoba meraih mainan yang digerak-gerakkan di depan pandangannya atau yang ditaruh di dadanya.
* Telapak tangannya sudah membuka sehingga orangtua bisa memegang kedua tangannya dan membantu si kecil untuk bertepuk tangan.
* Sudah bisa memerhatikan suatu objek yang berjarak.
Perkembangan sosial-emosi
* Bayi mulai memunculkan berbagai suara sebagai ekpresi rasa senang atau tidak senang ketimbang menangis.
* Dapat memberi respons dengan mengoceh atau tersenyum pada orang dewasa yang mengajaknya bercanda.
* Bisa membedakan wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara ramah maupun yang menunjukkan amarah. Respons yang diberikan berbeda terhadap apa yang dilihat. Maka itu, seringlah memberikan senyuman serta suara riang gembira pada bayi.
* Dapat menikmati permainan, baik bermain sendiri dengan suatu objek atau bermain sosial semisal bermain cermin. Ia akan tersenyum ketika melihat bayangannya di cermin.
* Mengulurkan tangan minta digendong ibu atau orang yang sudah dikenalnya.
* Jika ada bayi lain, biasanya ia memberikan respons untuk menarik perhatian. Seperti dengan menendang-nendangkan kaki, tertawa, main ludah atau melambungkan badannya ke atas-ke bawah.
Perkembangan Kognitif
* Dapat bereksplorasi sensori dengan menggunakan tangan dan mulut. Lantaran itu, ia memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut.
* Bisa meraih suatu objek dengan sengaja.
* Seringkali terlihat memainkan tangan, kaki serta jemarinya sambil mengamati dengan penuh perhatian.
* Mulai memahami air muka dan nada suara orang dan serta dapat memerhatikan dan menafsirkan perilaku orang yang senang, marah, dan lainnya. Bayi pun akan memberi respons dengan menunjukkan wajah ketakutan, keheranan atau lainnya.
Perkembangan Bahasa
* Bisa berteriak-teriak ketika ditinggal sendirian atau tak ada orang di dekatnya.
* Mengoceh dan menyuarakan suara-suara seperti "aaah", "ee", atau "oy".
* Jika diajak bercanda bisa mengungkapkan rasa senang dan gembiranya dengan tertawa.
* Mulai memberi respons dengan mendengar dan memerhatikan suara musik yang diperdengarkan, adakalanya dengan mendekut.
* Orangtua bisa mestimulasi dengan memperdengarkan kata-kata yang familiar (sudah dikenalnya). Bayi akan mencoba-coba untuk menirukan suara-suara itu.
Ukuran Tubuh
Berat badan sekitar 5,3-7,3 kg, panjang badan 59,8 -65,9 cm, dan lingkar kepala 39-45 cm.
Posted by Unknown at 7:26 AM No comments:
Labels: Cerita Azka

Jalan-jalan Ke Bandung



Horeeee...


Minggu lalu azka bersama mama dan papa jalan-jalan ke Bandung lho...tapi sebenernya azka sama mama nemenin papa training skalian jalan-jalan xixixi....plus skalian janjian sama ninik dan kai' (bahasa banjar untuk nenek dan kakek, red). Kai' dan ninik azka dari martapura datang ke Bandung khusus buat ketemu sama azka. Azka seneeeeeeeng deh bisa ketemu ninik dan kai'. ninik Ina adiknya kai' juga ikut sama acil alya anaknya (acil panggilan untuk tante dlm bahasa Banjar) juga ikut jg, kebetulan ninik Ina ada acara kantor jadi skalian deh, kebetulan juga ninik Ina pgnnnn bgttt liat Azka...




Slama di Bandung Azka banyak jalan di mall..mall to mall aja...sama wisata kuliner sepulang papa dari training...Jadi kami sudah ke Sembara (makanan khas Sunda), Rawon setan, maem masakan jepang juga tapi lupa nama resto nya hehehe....(ini mama ni pelupa ;p) ju ju en kalo ga salah, suis juga yg pernah didatengin pak Bondan itu lhooo...pa lg ya..lupa deh..
yang ini belum di edit xixixi...ga dimasukin karena mulut azka manyun hehehe...Ini foto di Jonas BIP yang sudah di Edit...


Wah foto-foto azka waktu di Bandung banyak lhooo...malah azka sempat foto di Jonas Studio sama mama dan papa. DiBandung azka bobo di Holiday inn trus azka ketemu sama ust Ahmad AL Habsyi lhooooo....ustad yang cakeppp...pak ust juga lagi gendong anaknya cakepppp hehehe umurnya sudah 9 bulan...kata pak Ust genggaman azka kuatt bertanda azka sehattt...Alhamdulillah...setelah foto-foto, azka, mama, kai' dan ninik, ninik Ina dikasi Pin nya pak ust...senengnyaaaa...

ntr sambung lg ya....










Posted by Unknown at 6:55 AM No comments:
Labels: Kegiatan Azka

Friday, October 24, 2008

Imunisasi yg Dianjurkan


Imunisasi yang Dianjurkan
Ada 7 jenis imunisasi yang non-PPI (Program Pengembangan Imunisasi) alias dianjurkan. Meski tak wajib, tentu tak ada salahnya bila kita tetap mengimunisasikan si buah hati, mengingat dampaknya yang berbahaya bila si kecil sampai terkena penyakit yang seharusnya dapat dicekal oleh imunisasi ini.
1. IMUNISASI HIB
Sesuai namanya, imunisasi ini bermanfaat untuk mencekal kuman HiB (Haemophyllus influenzae type B). Kuman ini menyerang selaput otak sehingga terjadilah radang selaput otak yang disebut meningitis. Meningitis sangat berbahaya karena dapat merusak otak secara permanen sampai kepada kematian. Selain mengakibatkan radang selaput otak, kuman ini juga dapat menyebabkan radang paru dan radang epiglotis.
Mula-mula, kuman ini berada di dalam rongga hidung kemudian masuk ke darah dan menyebar sampai ke otak dengan masa inkubasi satu minggu. Gejala yang muncul bisa berupa demam tinggi lebih dari 38,50C, pusing, menggigil, kejang-kejang, dan kesadaran menurun. Bila sudah terjadi serangan harus diatasi dengan segera dan tepat oleh dokter yang memahami betul penyakit ini. Jika meningitis tak diobati dengan baik atau terlambat ditangani, akan menimbulkan gejala sisa, seperti lumpuh, tuli, bahkan kadang tak bisa melihat. Pada banyak anak perkembangannya juga terlambat, bisa retardasi mental atau cerebral palsy. Itulah mengapa, peran imunisasi HiB dalam mencekal penyakit ini sangatlah penting.
Usia & JumlahPemberian:
Diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2, 4, 6, dan 15 atau 16 bulan. Bila terlambat diberikan, semisal hingga usia 5 bulan belum diimunisasi, maka dapat diberikan di usia 6 bulan dan 15 atau 16 bulan.
Efek Samping:
Umumnya muncul demam ringan yang akan reda dengan sendirinya.
Tingkat Kekebalan:
Efektivitasnya mencapai 97-99%.
Indikasi Kontra:
Tak dapat diberikan pada anak yang sakit atau kekebalannya sedang menurun untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi.
2. Imunisasi PCV
Jenis imunisasi ini tergolong baru di Indonesia. PCV atau Pneumococcal Vaccine alias imunisasi pneumokokus memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit IPD (Invasive Peumococcal Diseases), yakni meningitis (radang selaput otak), bakteremia (infeksi darah), dan pneumonia (radang paru). Ketiga penyakit ini disebabkan kuman Streptococcus Pneumoniae atau Pneumokokus yang penularannya lewat udara. Gejala yang timbul umumnya demam tinggi, menggigil, tekanan darah rendah, kurang kesadaran, hingga tak sadarkan diri. Penyakit IPD sangat berbahaya karena kumannya bisa menyebar lewat darah (invasif) sehingga dapat memperluas organ yang terinfeksi. Diperlukan imunisasi Pneumokukus untuk mencekal penyakit ini.
Usia & Jumlah Pemberian:
Dapat diberikan sejak usia 2 bulan, kemudian berikutnya di usia 4 dan 6 bulan. Sedangkan pemberian ke-4 bisa dilakukan saat anak usia 12-15 bulan atau ketika sudah 2 tahun.
Bila hingga 6 bulan belum divaksin, bisa diberikan di usia 7-11 bulan sebanyak dua dosis dengan interval pemberian sedikitnya 1 bulan. Dosis ke-3 dapat diberikan pada usia 2 tahun. Atau hingga 12 bulan belum diberikan, vaksin bisa di berikan di usia 12-23 bulan sebanyak dua dosis dengan interval sedikitnya 2 bulan.
Efek Samping:
Biasanya muncul demam ringan, kurang dari 380c, rewel, mengantuk, nafsu makan berkurang, muntah, diare, dan muncul kemerahan pada kulit. Reaksi ini terbilang umum dan wajar karena bisa hilang dengan sendirinya.
IPD Sepintas KILAS
* Meningitis
Terjadi peradangan di meninges/membran di sekitar otak dan urat saraf tulang belakang. Selain kuman Pneumokokus, bisa juga disebabkan kuman Haemophilus influenzae type B, tetapi yang paling sering adalah bakteri Pneumokokus. Bila sudah menyerang otak, 17% penderita akan meninggal dalam waktu 48 jam setelah serangan terjadi. Hanya 50% kemungkinan penderita bisa diselamatkan. Awalnya, bakteri ini berkolonisasi di mukosa nasofaring, yakni lapisan di rongga di sekitar hidung dan tenggorokan. Saat daya tahan tubuh anak menurun, bakteri akan masuk ke aliran darah dan mencapai meningen (selaput otak) sehingga terjadilah infeksi.
* Bakteremia
Bila sudah terjadi infeksi Pneumokokus di dalam aliran darah, maka anak sangat rentan terserang infeksi di organ lain. Gejala yang muncul umumnya menggigil, suhu badan tinggi, rewel, kemerahan pada kulit dan bintik merah. Bila tak ditangani dengan baik, bakteremia akan diikuti dengan sepsis, yakni infeksi di berbagai organ tubuh yang bisa berujung pada kegagalan fungsi organ (multiorgan failure).
* Pneumonia
Di hari ke-3 serangan akan muncul demam tinggi, menggigil, sakit di dada, sakit perut, kemudian diikuti batuk dan sesak napas. Gejala lain yang bisa muncul adalah tarikan napas yang melebihi angka normal. Pada bayi melebihi 60 tarikan, sedangkan pada anak di atas 1 tahun melebihi 50 tarikan napas. Sekitar 10-20% penderita pneumonia sudah mengalami bakteremia sehingga sulit sekali diobati. Diperkirakan 4 bayi meninggal setiap menit karena penyakit ini.
3. Imunisasi MMR
Memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit Mumps (gondongan/parotitis), Measles (campak), dan Rubella (campak Jerman). Terutama buat anak perempuan, vaksinasi MMR sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya rubela pada saat hamil. Sementara pada anak lelaki, nantinya vaksin MMR mencegah agar tak terserang rubela dan menulari sang istri yang mungkin sedang hamil. Penting diketahui, rubela dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
Sayangnya, kini banyak orangtua ragu mengimunisasikan anaknya lantaran tersebar berita bahwa imunisasi MMR menyebabkan autisme pada anak. Padahal, sampai saat ini belum ada pembuktian secara ilmiah mengenai keterkaitan antara MMR dan autisme. Jadi, mengapa harus takut?
+ Usia & Jumlah Pemberian:
Diberikan 2 kali, yaitu pada usia 15 bulan dan 6 tahun. Jika belum mendapat imunisasi campak di usia 9 bulan, maka MMR dapat diberikan di usia 12 bulan, dan diulangi pada umur 6 tahun.
Catatan:
Bila orangtua khawatir atau anak menunjukkan keterlambatan bicara dan perkembangan lainnya, pemberian imunisasi MMR dapat ditunda hingga anak berusia 3 tahun. Bila semua proses tumbuh kembangnya tak ada masalah alias normal, vaksin MMR dapat diberikan kepada anak.
+ Efek Samping:
Beberapa hari setelah diimunisasi, biasanya anak mengalami demam, timbul ruam atau bercak merah, serta terjadi pembengkakan di lokasi penyuntikan. Namun tak perlu khawatir karena gejala tersebut berlangsung sementara saja. Demamnya pun dapat diatasi dengan obat penurun panas yang dosis pemakaiannya sesuai anjuran dokter.
MMR = Gondongan, Campak, & Campak Jerman
* Gondongan
Penyakit infeksi akut akibat virus mumps ini sering menyerang anak-anak, terutama usia 2 tahun ke atas sampai kurang lebih 15 tahun. Ada beberapa lokasi yang diserang seperti kelenjar ludah di bawah lidah, di bawah rahang, dan di bawah telinga (parotitis). Masa inkubasi sekitar 14-24 hari setelah penularan yang terjadi lewat droplet. Awalnya muncul demam (bisa sampai 39,50C), disertai pusing, mual, nyeri otot atau pegal terutama di daerah leher, lesu dan lemah. Sehari kemudian tampak bengkak di bawah telinga sebelah kanan dan kemudian menjalar ke sebelahnya.
Karena gondongan bersifat self-limiting disease (sembuh sendiri tanpa diobati), pengobatan dilakukan sesuai gejala simptomatik. Disamping meningkatkan daya tahan tubuh dengan asupan makanan bergizi dan cukup istirahat. Biasanya dokter juga akan memberi antibiotik untuk mencegah terjadi infeksi kuman lain. Sebenarnya, jika daya tahan tubuh bagus, anak tak akan tertular. Dan jika sudah sekali terkena, gondongan tak akan berulang.
* Campak
Lihat h.16
* Campak Jerman
Campak Jerman atau rubella berbeda dari campak biasa. Pada anak, campak Jerman jarang terjadi dan dampaknya tak sampai fatal. Kalaupun ada biasanya terjadi pada anak yang lebih besar, sekitar usia 5-14 tahun. Hanya gejalanya yang hampir sama seperti flu, batuk, pilek dan demam tinggi. Nafsu makan penderita juga biasanya menurun karena terjadi pembengkakan limpa. Namun, bercak merah yang timbul tak sampai parah dan cepat menghilang dalam waktu 3 hari.
4. Imunisasi Influenza
Influenza merupakan penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan virus. Penyakit ini dapat menular dengan mudah karena virusnya bisa menyebar lewat udara yang bila terhirup dan masuk ke saluran pernapasan kita langsung tertular.
Sebenarnya, influenza tergolong ringan karena sifatnya yang self-limiting disease alias bisa sembuh sendiri tanpa diobati. Penderita hanya perlu beristirahat, banyak minum air putih, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi seimbang.
Akan tetapi, influenza bisa berisiko pada anak-anak tertentu. Di antaranya, penderita asma dan penyakit paru-paru kronis lainnya, penderita leukemia, thalassemia, dan jantung bawaan. Juga, anak yang mendapat terapi obat golongan kortikosteroid dan penderita kanker. Anak-anak yang berisiko tinggi ini, jika sampai terkena influenza, daya tahan tubuh mereka akan sangat menurun sehingga penyakit utamanya bertambah parah. Karena itulah, anak-anak ini perlu mendapatkan vaksinasi influenza.
* Usia & Jumlah Pemberian:
Dapat diberikan sejak usia 6 bulan yang kemudian diulang setiap tahun, lantaran vaksinnya hanya efektif selama 1 tahun.
* Efek Samping:
Muncul demam ringan antara 6-24 jam setelah suntikan. Atau, muncul reaksi lokal seperti kemerahan di lokasi bekas suntikan. Namun tidak usah khawatir karena reaksi tersebut akan hilang dengan sendirinya.
* Tanda Keberhasilan:
Sulit dilihat karena tidak kasat mata.
* Tingkat Kekebalan:
Sebagaimana imunisasi lainnya, tingkat proteksi tak sampai 100%. Terlebih pada penyakit influenza, ada kemungkinan virus yang beredar di masyarakat sudah mengalami mutasi (perubahan sifat), atau jenis virus yang sedang menginfeksi anak tak dapat dicegah oleh vaksin influenza yang diberikan.
5. Imunisasi Tifoid
Ada 2 jenis vaksin tifoid yang bisa diberikan ke anak, yakni vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan (TyphimVi). Keduanya efektif mencekal demam tifoid alias penyakit tifus, yaitu infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, dan makanan-minuman yang tidak higienis. Dia masuk melalui mulut, lalu menyerang tubuh, terutama saluran cerna.
Gejala khas terinfeksi bakteri tifus adalah suhu tubuh yang berangsur-angsur meningkat setiap hari, bisa sampai 400c. Basanya di pagi hari demam akan menurun tapi lalu meningkat di waktu sore/malam. Gejala lainnya adalah mencret, mual berat, muntah, lidah kotor, lemas, pusing, dan sakit perut, terkesan acuh tak acuh bahkan bengong, dan tidur pasif (tak banyak gerak). Pada tingkat ringan atau disebut paratifus (gejala tifus), cukup dirawat di rumah. Anak harus banyak istirahat, banyak minum, mengonsumsi makanan bergizi, dan minum antibiotik yang diresepkan dokter. Tapi kalau berat, harus dirawat di rumah sakit. Penyakit ini, baik ringan maupun berat, harus diobati hingga tuntas untuk mencegah kekambuhan. Selain juga untuk menghindari terjadi komplikasi karena dapat berakibat fatal.
Namun pencegahan tetaplah yang terbaik, terlebih Indonesia merupakan negara endemik penyakit tifus.
* Usia & Jumlah Pemberian:
Vaksin suntikan diberikan satu kali kepada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun. Pengulangan ini perlu mengingat serangan penyakit tifus bisa berulang, ditambah banyaknya lingkungan yang tidak higienis dan kurang terjaminnya makanan yang dikonsumsi anak.
Sementara vaksin oral diberikan kepada anak umur 6 tahun atau lebih.
* Efek Samping
Umumnya berupa bengkak, nyeri, ruam kulit, dan kemerahan di tempat suntikan. Juga bisa muncul demam, nyeri kepala/pusing, nyeri sendi, nyeri otot, nausea (mual), dan nyeri perut (jarang dijumpai). Efek tersebut akan hilang dengan sendirinya.
6. Imunisasi Hepatitis A
Penyebaran virus hepatitis A (VHA) sangat mudah. Penderita akan mengeluarkan virus ini saat meludah, bersin, atau batuk. Bila virus ini menempel di makanan, minuman, atau peralatan makan, kemudian dimakan atau digunakan oleh anak lain maka dia akan tertular. Namun, untuk memastikan apakah anak mengidap VHA atau tidak, harus dilakukan tes darah.
Masa inkubasi berlangsung 18-50 hari dengan rata-rata kurang lebih 28 hari. Setelah itu barulah muncul gejala seperti lesu, lelah, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, rasa tak enak di bagian kanan atas perut, demam, merasa dingin, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan batuk. Biasanya berlangsung 4-7 hari. Selanjutnya, urine mulai berwarna lebih gelap seperti teh. Biasanya kuning ini menghilang dalam 2 minggu. Tak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A, karena sesungguhnya penyakit ini dapat sembuh sendiri. Pengobatan dilakukan hanya untuk mengatasi gejala seperti demam dan mual. Selebihnya, anak harus banyak istirahat dan mengonsumsi makanan bergizi.
Meski tak separah hepatitis B, bukan berarti kita boleh menganggap remeh hepatitis A. Pasalnya, penyakit yang kerap disebut penyakit kuning ini, bisa menjadi berat bila terjadi komplikasi. Jadi, pencegahan tetap diperlukan, yakni dengan pemberian imunisasi hepatitis A. Disamping, menjaga lingkungan agar selalu bersih dan sehat, termasuk kebersihan makanan dan minuman.
+ Usia & Jumlah Pemberian:
Dapat diberikan saat anak berusia 2 tahun, sebanyak 2 kali dengan interval pemberian 6-12 bulan.
+ Efek Samping:
Umumnya, tak menimbulkan reaksi. Namun, meski sangat jarang, dapat muncul rasa sakit pada bekas suntikan, gatal, dan merah, disertai demam ringan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari.
+ Tingkat Kekebalan:
Efektif mencekal hingga 90%.
7. Imunisasi Varisela
Memberikan kekebalan terhadap cacar air atau chicken pox, penyakit yang disebabkan virus varicella zooster. Termasuk penyakit akut dan menular, yang ditandai dengan vesikel (lesi/bintik berisi air) pada kulit maupun selaput lendir. Penularannya sangat mudah karena virusnya bisa menyebar lewat udara yang keluar saat penderita meludah, bersin, atau batuk. Namun yang paling potensial menularkan adalah kontak langsung dengan vesikel, yaitu ketika mulai muncul bintik dengan cairan yang jernih. Setelah bintik-bintik itu berubah jadi hitam, maka tidak menular lagi.
Awalnya, anak mengalami demam sekitar 3-7 hari tapi tidak tinggi. Barulah kemudian muncul bintik-bintik. Meski dapat sembuh sendiri, anak tetap perlu dibawa ke dokter. Selain untuk mencegah bintik-bintik tidak meluas ke seluruh tubuh, juga agar tak terjadi komplikasi yang bisa berakibat fatal. Sebaiknya penderita dipisahkan dari anggota keluarga lainnya untuk mencegah penularan. Minta anak untuk tidak menggaruk agar tak menimbulkan bekas luka. Atasi rasa gatalnya dengan bedak yang mengandung kalamin. Tingkatkan daya tahan tubuhnya dengan asupan makanan bergizi.
Usia & Jumlah Pemberian:
Diberikan sebanyak 1 kali yakni pada usia antara 10-12 tahun.
Efek Samping:
Umumnya tak terjadi reaksi. Hanya sekitar 1% yang mengalami demam.
Tingkat Kekebalan:
Efektivitasnya bisa mencapai 97%. Dari penelitian terhadap 100 anak yang diimunisasi varisela, hanya 3 di antaranya yang tetap terkena cacar air, itu pun tergolong ringan.
Vaksin Kombinasi
Hemat waktu dan biaya, namun tetap efektif.
Sesuai namanya, vaksin kombinasi berarti gabungan beberapa jenis vaksin yang disuntikkan sekaligus, seperti vaksin DTP dan MMR. Beberapa tahun yang lalu, diluncurkan pula vaksin kombinasi DPT/HB atau Tritanrix dan DpaT/HiB atau Infanrix/HiB.
DPT/HB atau Tritanrix
Merupakan gabungan antigen untuk difteri, tetanus, pertusis (DTP) dan hepatitis B (HB). Tingkat efektivitasnya, berdasarkan penelitian, mencapai hampir di atas 90%. Dari penelitian, respons imun bayi setelah menyelesaikan tiga dosis vaksinasi dasar, yaitu antibodi antidifteri 99,7%, antibodi antitetanus 100%, antibodi antipertusis 97,7%, dan antibodi antiHB 99,2%. Sementara efek sampingnya hampir sama dengan reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi DTP. Adapun jadwal pemberiannya sama dengan imunisasi DTP, yaitu usia 2, 4, dan 6 bulan.
DpaT/HiB atau Infanrix/HiB.
Memberikan perlindungan terhadap 4 jenis penyakit berbahaya sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, dan penyakit-penyakit akibat HiB. Vaksin kombinasi ini dapat memberikan kekebalan hingga anak berumur 5 tahun. Jadwal pemberiannya juga sama dengan imunisasi DTP, yaitu usia 2, 4, dan 6 bulan, dilanjutkan pada usia 18 bulan.
BANYAK UNTUNGNYA
Dengan adanya vaksin kombinasi, banyak keuntungan yang dapat diperoleh. Di antaranya:
r Hemat Waktu
Vaksin yang dikombinasi memiliki jadwal imunisasi primer yang hampir sama. Yang dimaksud imunisasi primer adalah imunisasi yang dilakukan pada usia kurang dari 12 bulan. Dengan demikian, akan mempersingkat jadwal imunisasi, yang seharusnya 6 kali (DPT 3x + HB 3x atau HiB 3x) menjadi 3 kali.
* Jumlah Suntikan Berkurang
Otomatis, jumlah suntikan yang diterima si kecil pun berkurang menjadi 3 kali suntikan, sehingga mengurangi trauma kesakitan pada bayi.
* Hemat Biaya
Dari biaya konsultasi dokter, harga vaksin, sampai biaya administrasi dan transportasi.
* Kecil Risiko Tertular Penyakit
Dengan berkurangnya jumlah kunjungan ke dokter atau rumah sakit, tentu akan berkurang pula risiko tertular penyakit dari pasien di RS.

Vaksin
Keterangan
Hepatitis B
HB diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 3-6 bulan. Interval dosis minimal 4 minggu.
Polio
Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS OPV diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).
BCG
Diberikan sejak lahir. Apabila umur >3 bulan harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu. BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
DTP
Diberikan pada umur >6 minggu, DTwP atau DTaP atau secara kombinasi dengan Hep. B atau HiB. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Umur 12 tahun mendapat TT pada program BIAS SD kelas VI.
Hib
Diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Diberikan terpisah atau kombinasi.
Campak
Campak-1 umur 9 bulan, campak-2 diberikan pada program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun.
MMR
MMR dapat diberikan umur 12 bulan, apabila belum mendapat campak 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan untuk ulangan MMR maupun catch-up immunization.
Pnemokokus (PCV)
Pada anak yang belum mendapatkan PCV pada umur >1 tahun PCV diberikan dua kali dengan interval 2 bulan. Pada umur 2-5 tahun PCV diberikan satu kali.
Influenza
Umur <8 tahun yang mendapat vaksin influenza trivalen (TIV) pertama kalinya harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
Hepatitis A
Hepatitis A diberikan pada umur >2 tahun, dua kali dengan interval 6-12 bulan.
Tifoid
Tifoid polisakarida injeksi diberikan pada umur >2 tahun, diulang setiap 3 tahun.
Sumber : Nakita
Posted by Unknown at 6:54 AM No comments:
Labels: Kesehatan

Sunday, October 19, 2008

Sudah 4 Bulan

aloha...
hi azka skrg udh bisa tertawa terbahak-bahak lho klo diajak main dan bercanda sama mama dan papa. Hari ini azka banyak main sama mama dan papa...tadi pagi azka dikunjungi bu de Tika dan pak de Bambang plus mas bayu. Azka sempet disyuting lho...buat kaka dela dan kaka mita kata pak de, mereka ga bisa ikut karena harus les. Azka tadi ditengkurepin papa...skrg azka udh bisa lho angkat2 pantat hampir bisa tengkurep sendiri kata mama...(kata temen mama, azka agak endut jd agak susah ngangkat pantat bwt tengkurep hehehe). Trus azka kalau diajak ngobrol udh bisa cerita lho....hehehe...mmm palg skrg excited bgtt liat buku (tapi tadi azka sempet maem kertas majalah ayah bunda mama...papa tertawa geli).
Hari-hari mama akan semakin heboh karena azka skrg udh bisa geser-geser (jadi tu skrg kasurnya dipagarin bantal guling). Tadi ja azka udh bisa balik tengkurep sendiri tapi blm bisa langsung angkat kepala sendiri...(mama said : keberatan kepala tu azka hahaha).
Tadi sore azka jalan-jalan ke play ground nya dempo lowh...ntr ya dipostingin mama foto-fotonya. Azka suenenggg bgttt disana. Azka smpt naik bebek putar (karena mama pusing jd cm sbentar). Trus naik Ayunan, perosotan sama mama (papa takut klo harus sambil gendong azka main perosotan). Disana kami bertemu dgn om wandi dan tante iie plus syihan tentunya hehehe..azka seneng mode on. trus pulang deh...ya deh mama cape mo bobo dulu sama azka...mpe ketemu di ceritaku selanjutnya yah...
Posted by Unknown at 10:24 AM No comments:
Labels: Info Parenting

4 Bulan...

Jalan di Mp eh nemu artikel ini pas bgtt smaa Azka...mmg menakjubkan perkembangannya...
jadi terharu....mama love azka....
TUMBUH KEMBANG BAYI BULAN KE-4 MERASAKAN EMOSI
"Bersikap ceria di hadapan bayi meskipun Anda sedang kesal pada sesuatu"
Emosi
* Melewati usia 3 bulan reaksi emosi bayi sudah lebih jelas. Jika ada keinginan yang tak terpenuhi, si kecil bisa mengomunikasikannya dengan gerak tubuh, rengekan atau tangisan yang beritmis, serta mimik muka. Adakalanya emosi yang muncul -karena rasa marah dan kecewa- ditampakkan dengan berlebihan seperti berteriak-teriak dan perlu waktu untuk menenangkannya. Orangtua dapat membangun emosi positif dengan berusaha jeli memahami apa kebutuhan bayinya dan harus sering mengajaknya bicara pada setiap kesempatan. Berikan stimulasi setiap berinteraksi dengan anak.
* Bayi sudah bisa merasakan emosi orangtuanya yang sedang sedih, marah, letih dan sebagainya. Umpamanya, saat si kecil berceloteh lantas ibu mengeluarkan suara dengan intonasi tinggi, ia akan diam. Bayi yang memiliki gangguan emosi justru cuek pada apa yang terjadi di sekelilingnya. Kalau ini yang terjadi, sering-seringlah mengajak si kecil bermain, ngobrol, mendongeng, dan lain sebagainya. Dengan begitu, setidaknya ada rangsangan ke otak si kecil untuk bisa fokus ke satu hal yang tengah dihadapinya.
* Bayi sudah mengenali raut wajah kedua orangtuanya. Maka itu, perlihatkan wajah yang selalu ceria padanya. Hal ini akan memberi pengaruh pada keceriaannya juga. Wajah cemberut dan kesal yang kerap diperlihatkan pada bayi, hanya akan membuatnya juga jadi mudah marah.
Motorik kasar
* Bila ditengkurapkan, bayi dapat mengangkat dada dan menopang dengan kedua tangannya. Terkadang, ia pun menumpu pada kedua kakinya. Otot leher yang semakin kuat, memungkinkan bayi untuk menegakkan kepala dan menggoyangkan kepalanya. Bila otot leher bayi masih terkulai lemas maka perlu dicurigai.
* Bila didudukkan dengan dipangku, kepalanya dapat tegak. Curigai bila kepalanya lemas terjatuh atau menunduk.
* Sudah berguling atau tengkurap-telentang sendiri. Beberapa bayi masih perlu bantuan untuk itu. Ini masih wajar. Saat tubuhnya miring-miring, coba bantu dia membalikkan badannya. Waspadai bila menaruhnya di tempat tidur karena dengan kemampuannya yang baru ini, ia berisiko terjatuh bila tidak diawasi.
* Ketika bayi telungkup, berikan mainan berbunyi di hadapannya agar ia berusaha mengangkat kepala. Ini juga melatih kekuatan otot leher yang diperlukan saat ia belajar duduk nantinya dan untuk belajar meraih mainannya. Jangan sering menggendongnya, lebih baik taruh bayi di tempat tidurnya agar banyak bereksplorasi.
* Bayi sudah diajar untuk didudukkan. Contoh, dari posisi telentang, kita bisa menarik kedua tangannya perlahan sehingga ia seolah-olah dalam posisi duduk. Sudah memungkinkan juga untuk memosisikan bayi duduk saat digendong, dipangku atau diletakkan di kereta dorong bayi.
Motorik halus
* Bila diberikan mainan, bayi dapat menggenggam dan memainkannya.
* Dapat meraih benda.
* Memasukkan tangan ke mulut dengan mainan atau benda.
* Bola mata mengikuti arah benda yang digerakkan dihadapannya tanpa diikuti gerakkan kepala.
Kognitif
* Aktif memerhatikan orang yang ada di dekatnya atau yang mengajaknya bicara atau objek yang berada di dekat/dalam pandangannya. Mulai ada ketertarikan untuk mengamatinya.
* Bermain dengan mainan kerincingan atau memainkan tangan, kaki maupun jari-jari tangan dan kakinya.
* Mencari sumber suara dan mengeskplorasi rasa dengan menggunakan tangan dan mulut.
Bahasa
Respons bayi sudah lebih kompleks. Untuk mengungkapkan perasaan, ia tak hanya mengeluarkan bunyi-bunyian vokal maupun diftong (ai, oi, au), tapi juga dibarengi gerakan anggota tubuh. Misal, saat ia mendengar bunyi, ia akan menggerakkan mata atau tubuhnya mencari sumber suara tadi. Ketika diajak bicara, bayi tampak serius memerhatikan dan mengamati orang yang mengajaknya bicara itu.
Tangisannya pun sudah bervariasi. Ada perbedaan pada tangisan saat lapar, kesal, marah, mengantuk, dan sebagainya. Ia juga sudah bisa menjerit-jerit. Lantaran itu, orangtua harus peka dengan apa yang tengah dibutuhkan bayi.
Perkembangan psikososial
* Mampu berinteraksi dan berkomunikasi secara beragam. Contoh, ketika diajak bicara, ia memberi respons berupa suara atau tingkah yang memperlihatkan kesenangan maupun ketidaksenangan. Jika ada hal yang menurutnya menyenangkan, ia bisa tersenyum bahkan tergelak tertawa.
* Menyukai permainan yang bersifat sosial atau permainan yang bersenda gurau, seperti main cilukba.
* Kontak mata semakin intens dan bola matanya dapat mengikuti arah pergerakan objek. Secara visual, bayi sudah mengenali orangtuanya.
* Bisa menarik perhatian. Antara lain dengan tertawa keras, menjerit, menghentakkan badan, menendangkan kaki, main ludah dan lainnya.
* Memberi respons dengan menoleh pada suara yang menarik perhatiannya. Ada keinginannya untuk digendong oleh orang yang mendekatinya.
Ukuran Tubuh
Berat badan antara 4,7-6,7 kg, panjang badan sekitar 57,8 -63,7 cm dan lingkar kepala antara 38-44 cm.

Sumber : Dedeh Kurniasih. Foto: Ferdi/NAKITA
Konsultan Ahli:
dr. Rini Sekartini, Sp.A(K)
dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Posted by Unknown at 8:53 AM No comments:
Labels: Cerita Azka

Monday, October 13, 2008

Imunisasi Hib


Ini bukan azka yang difoto hehehe (ikut2an bunda afif nie xixi)

Pagi tadi for the 1st time azka di imunisasi di medical. Imunisasi kali ini adalah Hib 1,Polio 3,DPT2 harusnya bulan agustus di dokterku dr Razak Spa di Mataram tapi, waktu itu Hib nya kosong jadi azka hanya imunisasi polio 2 aja. Akhirnya hib nya lanjut di medical Duri aja. 

Pertama masuk ruangan ka Erna (suster yg imunisasiin azka) woaaaa rame bgttt penuh dengan bayi dan balita yang mo di imunisasi jg. Wah azka cuma bengong aja liat bayi-bayi yang ada disana termasuk yang seumuran azka hehehe...azka sempet tertidur dipangkuan mama tapi, waktu azka ditaruh mama di tempat tidur ruang imunisasi (setelah nama azka dipanggil) azka bangun dan nangis duluan, pas liat bu bidan azka diem lg...mama sempet deg-deg an abis liat bayi lain pada teriak habis di imunisasi terutama yang disuntik. Mama berdoa semoga azka ga nangis yang kebangetan. Doa mama untuk azka...moga azka kuattt...aminnn

Ternyata emg azka dari awal imunisasi mpe sekarang nangisnya irit "sukurrr deh" kata mama hehehe..,jadi pas disuntik azka nangis hoaaaaaaaaaaaaa setelah digendong mama akhirnya azka tenang juga. Kata papa "woaaaa azka jagoan yah....hehehe" oia berat azka sekarang 6400 gram dan tinggi 62cm...alhamdulillah moga azka slalu sehat, aminnnn doa mama dan papa slalu menyertai azka....

Ternyata sorenya reaksi imunisasi Hib azka mulai bereaksi azka jadi rewel merengekkk terus dan badan azka agak lemas dan hangat. Pengen slalu digendong mama. Sampai papa juga khawatir liat azka yang rewel. Akhirnya setelah di kasi paracetamol azka jadi lebih tenang (walo sakit azka tetep nonton tv ;p). Malah sekarang ketiduran dari habis maghrib tadi. Moga besok azka udah sehat lagi aminnn...Menurut artikel yang mama baca reaksi sehabis imunisasi hib adalah kemerahan pada bekas suntikan, atau demam dan panas selama 24 jam dan biasanya hilang sampai 2 atau 3 hari. Sepertinya azka termasuk golongan yang terkena demam, karena daerah suntikannya ga merah. Moga azka cpt sembuh...aminnnnn karena kalo azka sakit mama sedih....

oke sampai sini dulu yah sampe ketemu di cerita azka selanjutnya..

Posted by Unknown at 8:40 AM 1 comment:
Labels: Kesehatan

Sunday, October 12, 2008

Foto Di Studio

Ini Beberapa foto liburan kami dipekanbaru...(kasian liburan ko ke pekanbaru ck..ck)





Kemarin azka baru pulang dari liburan pendek ke pekanbaru. Papa ngajakin azka bobo di hotel Jatra. Mama seneng bgtt karena bisa renang jg akhirnya (semenjak azka didalam perut mama, mama jadi ga pernah sempat berenang). Waktu mama berenang azka dijagain papa. Selama disana azka diajak keliling mall mana lagi kalo bukan mall pekanbaru, SKA mall, dan Ciputra mall...,azka sempet bt..azka cape susah bobo nya di mall berisikkkk bgtt deh...,di hotel azka suka nangis kalo mama ga ada disamping azka (kata mama mungkin karena suasana baru). Tapi gimanapun caranya azka tetep bisa bobo min 16 jam. Digendong mama pun sambil jalan azka ketiduran. Terkadang sambil mimik ASI hehehe...kata papa azka pelorrr.



Liburan kali ini kaya nya temanya sama shoping. Azka jg dibeliin baju baru lho sama mama hehehe,...dan sempat juga bergaya di M studio walau papa sempet bt cuz mo cepet-cepet pulang. Waktu di studio azka tidur dipelukan mama (memang sebenarnya waktu tdur azka ni ;p). Tapi mama bandel ni bangunin azka buat foto. Akhirnya foto pertama azka jadi berwajah kaget, trus ada yang tengkurep jg tapi sayang di tengah sesi pemotretan azka kejedut lantai huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa azka teriak sejadinya sampai mama panik dan menyuruh om fotographer nya berhenti motoin azka.....sakitttt deh kepala azka terbentur lantai. Mama ga sadar kalo azka baru belajar tengkurep dan suka menjatuhkan kepala kalau kecapean mengangkat kepala....mama nakal niii....,tapi azka jagoan di mimi'in sebentar udh charming lagi dan telerrrr bobo lg heheehe..



udh dulu ya ceritanya azka mau bobo soalna besok mo imunisasi, imunisasi pertama azka di medical nie...moga lancar ya dan semua imunisasi yang dibutuhkan ada,aminnn....


Posted by Unknown at 10:30 AM 2 comments:
Labels: Kegiatan Azka

Monday, October 6, 2008

Tips

Karena aku slalu bermasalah dengan kulit makanya mama mengambil artikel ttg gangguan-gangguan kecil pada bayi (termasuk gangguan kulit) di situs nakita...

GANGGUAN-GANGGUAN KECIL YANG TAK BERBAHAYA

Para ibu biasanya gampang cemas dan khawatir bila mendapati adanya gangguan-gangguan pada bayinya. Kendatipun gangguan tersebut sebenarnya sepele saja alias tak membahayakan bayi

Seperti dikatakan Dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DSH., "Gangguan-gangguan kecil yang sering menimbulkan kekhawatiran ini umumnya tak berbahaya." Lain halnya kalau memang mengkhawatirkan, sebaiknya hubungi dokter. "Tapi kalau bayinya tenang-tenang saja, nggak perlulah khawatir," ujar staf medik pada RS Pondok Indah Jakarta ini. 


Nah, apa saja gangguan-gangguan kecil tersebut? Silakan simak penjelasan di bawah ini: 


* Gangguan Kulit Kepala. 


Pada bayi yang dilahirkan secara normal sering dijumpai adanya gesekan-gesekan di kulit kepala. Sehingga timbul lecet, merah-merah, dan kadang sedikit bernanah. Ini normal saja. Diberi obat antiseptik juga akan hilang sendiri. 


Yang juga sering dijumpai ialah munculnya benjolan-benjolan di kulit kepala. Benjolan ini ada yang berisi cairan, juga ada yang isinya darah. Namun kedua-duanya tak berbahaya, kecuali pada kelahiran yang sangat sulit atau kelahiran dengan vacuum. Benjolan ini terjadi lantaran adanya tekanan di jalan lahir dan akan hilang sendiri. 


Selain itu, kerak di kulit kepala. Biasanya akan hilang sendiri, kecuali terjadi infeksi. (Lihat nakita No.26/I/2 Oktober 1999, halaman 10-11.) 


* Biang Keringat. 


Adanya bintik-bintik merah kuning seperti jarum pentul di kulit, khususnya di sekitar hidung. Ini sama sekali tak berbahaya. Penyebabnya ialah kelenjar yang waktu bayi dalam kandungan tertutup, kini mulai membuka. Kulit kepala bayi memiliki kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan kelenjar akar rambut yang semuanya belum bekerja saat bayi ada di kandungan. 


Setelah bayi lahir, kelenjar ini kadang-kadang masih tertutup oleh lilin yang ada di kandungan. Lilin tersebut berfungsi melindungi bayi di dalam air ketuban (vermix). Kadang lama hilangnya. Makanya si bayi yang baru lahir ini harus dimandikan secara profesional oleh bidan atau suster. Sehingga segala kotoran dari kandungan ini dibersihkan tanpa melakukan over scrubbing (penggosokan berlebihan). Sebab, gosokan berlebih sampai mengkikis kulit ari akan menyebabkan bahaya hilangnya daya tahan kulit. 


Penggunaan sabun yang kurang tepat juga bisa menghilangkan daya tahan kulit bayi. Karena itu, hati-hatilah memilih sabun. 


Kadang biang keringat juga bergabung menjadi bercak merah besar. Banyak muncul di muka, lipatan leher, dan badan. Paling banyak di daerah yang dibungkus pakaian terlalu ketat semisal gurita atau diapers. Namun biang keringat ini juga tak membahayakan. Selain dengan mandi yang bersih, pakaian yang dikenakan pada bayi juga harus dari bahan ringan dan tak terlalu tebal. 


* Kulit Kering. 


Biasanya merupakan turunan yang ada hubungannya dengan eksema. Gunakan sabun yang mengandung minyak alami saat memandikan bayi. Bisa juga ditambahkan minyak mandi yang dicampurkan dalam air mandi. Untuk menahan kelembaban kulit, bisa digunakan baby oil atau skin lotion maupun krim pelembab lainnya. Sebaiknya hubungi dokter untuk mendapatkan krim pelembab yang tepat. 


* Ruam Pipi. 


Ada bayi yang memiliki pipi merah, namun ada yang merahnya kasar dan berbintik-bintik. Penyebabnya bisa karena makanan yang dimuntahkan si bayi mengenai pipi atau akibat tetesan makanan/ASI/susu. Jika tak langsung dibersihkan, kelenjar pipi bayi akan bereaksi berlebihan. Cara membersihkannya dengan kapas yang sudah dibasahi air hangat. 


Jangan lupa untuk mengganti alas tidur bayi bila terkena muntahan seperti sarung bantal dan seprei. Soal penggunaan alas tidur ini agar diperhatikan benar bahannya. Sebab, kulit pipi, tangan dan kaki hampir selalu teriritasi bila berkontak dengan bahan wol atau sintetis, kecuali kapas. Bila ada kulit yang mengelupas lantaran gesekan pada alas tidur, harus segera diberikan perawatan khusus karena bisa terjadi infeksi. 


* Tanda di Kulit. 


Yang sering muncul ialah bercak biru yang luas (mongolian blue spot). Paling banyak muncul di ujung tulang ekor sampai ke punggung. Tanda ini tak membahayakan karena hanya merupakan warna biru yang ada di pigmen-pigmen bawah kulit dan akan berkurang sendiri seiring pertumbuhan bayi. 


Yang juga sering muncul ialah apa yang disebut "gigitan burung bangau". Warnanya merah di kelopak mata dan dahi. Biasanya kelihatan pada kulit yang putih. Ini disebabkan pembuluh kapiler bayi yang menonjol. Ada pula strawberry marks, yakni pembuluh darah yang sangat banyak di satu tempat, seperti yang dimiliki mantan Presiden Rusia, Gorbachev. 


* Sering Buang Angin. 


Selain persoalan menyangkut kulit, gangguan kecil lainnya ialah sering buang angin dan sendawa. Hal ini terjadi karena kolik. Udara di saluran pencernaan tak bisa keluar ke atas atau ke bawah, sehingga terjadilah sembelit udara. Justru kalau bayi sering buang angin malah bagus. 


*Sering Cegukan 


Gangguan yang satu ini juga kerap bikin cemas para ibu. Padahal, "Cegukan pada bayi bukan merupakan tanda penyakit tertentu," ujar Dr. Najib Advani, Sp.A, MMed. Paed. dari Bagian Kesehatan Anak FKUI RSUPN Cipto Mangunkusumo. Lain halnya dengan cegukan pada orang tua, bisa merupakan suatu gejala penyakit. 


Cegukan pada bayi, terang Najib, terjadi karena ada kontraksi pada sekat rongga badan yang memisahkan rongga dada dan rongga perut (diafragma). Namun, apa penyebab munculnya kontraksi tersebut, hingga kini belum diketahui jelas. 


Umumnya cegukan akan hilang sendiri dan tak berbahaya. Bayi cukup diberikan minum air hangat. Untuk bayi yang agak besar, berikan gula pasir tanpa dicairkan sebanyak satu sendok teh. Bila si bayi masih tetap cegukan, anjur Najib, bawalah ke dokter. Sebab, "Cegukan yang lama dapat mengganggu bayi. Misalnya, ia jadi rewel sampai tak mau makan. Kalau sudah nggak mau makan, tentunya si bayi bisa sakit." Nanti dokter akan memberikan obat untuk mengurangi kontraksi pada sekat rongga badan sehingga cegukannya berhenti.

Sumber : http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=01030&rubrik=bayi

Posted by Unknown at 9:33 AM No comments:
Labels: Info Parenting

LEBARAN DI DURI ajah...


"Minal Aidin Wal Faidzin Maafkan Lahir dan Bathin...Selamat Para pemimpin Rakyatnya makmurr terjaminnn..."...or Selamat Hari Lebaran minal aidin wal faidzin mari bersalam-salaman..."dan seterusnya........

or "Allahuakbar 3x ...Allahuakbar 3x Allahuakbar Walillahilham....."

Azka, mama, papa bertiga dirumah sambil berharap ada suara takbir dicamp...tapiiii seperti kata mama ga terdengar takbir dicamp....sedih...tapi mama azka ga kehabisan akal supaya lebaran teraasa ramai dan supaya aku bisa merasakan suasana lebaran mama mendownload mp3 Takbir Lebaran heehehehehe jadi ramai deh rumah kami, trus biar terasa suasana lebarannya mama bikin masakan khas lebaran ketupat (pake plastik karena mama lupa MAU tutup sehari sebelum lebaran^^mama mmg slalu rada pikunnn kata papa..hehehe). Selain ketupat ada sayur labu siam, opor ayam, dan sambal goreng ati...kata papa ni masakan mama uenakkkk pollll hehehe....bener ga ya???azka blm bisa nyobain si...hihihi...

oh pas hari lebaran kemarin setelah papa pulang dari sholat Ied...(mama ga ikut karena harus nemenin aku) kami silaturahmi ke rumah temen-temen mama dan papa...sebelumnya ada tante iie dan om wandi ke rumah kami...sama kaka syhan..(yg cakep itu loh...hehehe azka jadi malu...^^,,), trus ada beberapa temen papa. Rumah pertama yg kami kunjungi adalah rumah tante emma dan om cahyo...disana aku ketemu buanyaaaaak temen-temen papa yg silaturahmi jg...bermaaf-maafan..trus azka ketemu kaka dianti. Dari rumah kaka dianti aku kerumah adik airel, adik afif jg loh...dirumah adik afif azka sempet bobo dibox graconya afif hehehe....menyenangkan bisa getar azka sempet bingunggg tapi enak euy....

trus pulangnya azka ketiduran capeeeeeeee diajak berkeliling sama mama dan papa...oia ntr yah mama azka upload-in foto azka waktu lebaran hehehe....tahun ini lebaran pertama azka looo.... 

Posted by Unknown at 8:59 AM 1 comment:
Labels: Kegiatan Azka

Saturday, September 20, 2008

Bandana



Sudah lama bgtttt mama nyariin azka bandana. Di Lombok ga nemu-nemu jg. Trus sempet cari di baby butik nya tante Fitri ga ada juga...alias habis. yah azka dipikir cowok mulu, mama sampe bt hehehehe...padahal azka udh pake anting. Namun pada suatu hari azka dapet kado dari tante dd dan abelle eh alhamdulillah isinya antara lain bandana xixixi...ternyata bener perkiraan mama, azka tambah manis deh pake bandana. Oia azka kemarin dapet banyaaaaaaaaaaak banget kado dari tante-tante dan om-om temen-temen mama dan papa. Buat tante-tante dan om-om semua makaciiii yah....hehehe seneng deh...ini ada foto azka pake bandana difoto papa.
Posted by Unknown at 3:49 AM No comments:
Labels: Cerita Azka

Thursday, September 18, 2008

Perlunya Deteksi Dini Keterlambatan Bicara Pada Bayi dan Anak

Pentingnya Deteksi Dini Keterlambatan Bicara Pada Bayi dan Anak
Oleh : dr. I G. Ayu Partiwi Surjadi, SpA, MARS
Selasa, 14 Sep 2004 11:47:05


Pdpersi, Jakarta - Seringkali orangtua baru datang menanyakan pada professional yang menangani masalah perkembangan pada saat anaknya belum bicara saat berusia 18 bulan atau 2 tahun. Sementara 3 tahun pertama otak merupakan organ yang sangat pesat pertumbuhan dan perkembangannya. Periode perkembangan pesat ini dimanfaatkan untuk melakukan terapi, seandainya anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Karena itu deteksi dini merupakan hal yang sangat penting agar intervensi atau penatalaksanaan stimulasi dapat segera dilakukan.

Dua belas bulan pertama yang penting

Bicara merupakan suatu tahap perkembangan yang sebenarnya telah dimulai sejak masa bayi. Tahap bicara ini justru mesti diperhatikan sedini mungkin, Karena pada tahap ini dapat dijadikan parameter ada atau tidak gangguan perkembangan pada seorang anak. Tahap-tahap perkembangan lain seperti motor kasar-halus, sosialisasi/interaksi tentu saja mempunyai peranan penting dalam menentukan optimal atau tidaknya perkembangan anak.

Penelitian yang dilakukan di Klinik Perkembangan Anak RS Bunda Jakarta pada tahun 2003 terhadap sekitar 60 orang anak, menunjukkan belum bicara merupakan keluhan sebagian orang tua, yang pada akhirnya didiagnosis sebagai Gangguan Perkembangan Multisistem (Multisystem Development Disordes/MSDD) , salah satu bentuk kelainan perkembangan yang bermanifestasi sebagai gangguan relasi dan komunikasi yang tampaknya meningkat ditemukan akhir-akhir ini. Dari 60 kasus tersebut hanya sebagian sebagian kecil saja yang datang pada usia kurang dari 1 tahun. Kegagalan dalam relasi dan komunikasi pada periode usia 0-3 tahun ini tidak dipandang sebagai suatu defisit yang permanent tetapi dianggap suatu kondisi yang masih sangat berubah dan berkembang.

Memang hal ini tidak mudah, namun kalau orangtua atau ibu jeli, dia segera akan tahu ada sesuatu pada anaknya. Apalagi, bila seseorang ibu sudah mempunyai pengalaman merawat seorang anak. Ke 60 anak yang datang ke Klinik Perkembangan Anak RS Bunda Jakarta dengan terlambatnya bicara pada tahun 2003 tersebut, bila ditelusuri ke belakang ternyata sejak bayi mereka memang telalu diam atau tidak mengoceh sesering bayi-bayi lain yang normal. Jadi 12 bulan pertama kehidupan seseorang anak adalah masa yang sangat penting untuk mendeteksi pertumbuhan dan perkembangannya.

Otak dan Perkembangan Bicara

Otak terdiri dari otak besar, otak kecil dan batang otak. Otak besar terdiri dari 2 belahan yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri adalah terutama berperan dalam perkembangan bahasa dan bicara karena mengatur kemampuan berbicara, pengucapan kata dan kalimat, pengertian pembicaraan orang, mengulang kata dan kalimat di samping kemampuan berhitung, membaca dan menulis. Fungsi otak kanan adalah berperan dalam bahasa non verbal seperti penekanan dan irama kata, fungsi pengenalan situasi dan kondisi, pengendalian emosi, kesenian dan kreativitas, dan pola berpikir secara holistik. Kedua belahan otak berhubungan melalui suatu jalinan serabut saraf dan kerjasama terjadinya melalui suatu bagian yang disebut korpus kalosum, walau untuk suatu aktifitas tertentu salah satu bagian otak yang akan berpengaruh.

Dalam perkembangannya kedua belahan otak akan mengalami spesialisasi atau "laterisasi". Pada 2 tahun pertama belahan otak kanan lebih berkembang selanjutnya baru otak kiri. Karena itu pada periode ini sering kali seorang memakai tangan kirinya sebagai reaksi untuk melambaikan tangan , memberi atau meminta. Seringkali orangtua pada periode ini mengarahkan anak untuk memakai tangan kanan untuk melakukan berbagai aktifitas (sehubungan dengan budaya timur dimana tangan kanan dihubungkan dengan kesopanan misalnya dalam hal memberi, meminta atau melambaikan tangan). Hal ini mungkin akan menimbulkan masalah pada anak yang memang nantinya akan ?kidal?. Anak yang punya kecenderungan ?kidal?, belahan otak yang mengatur bicara dan bahasa mungkin terletak di belahan otak sebelah kanan. Mengarahkan anak ?kidal? untuk memakai tangan kanannya dapat mengganggu perkembangan bahasa dan bicara anak. Pemantapan otak yang tejadi pada usia 6-7 tahun, sehingga otak kiri selanjutnya dikenal sebagai otak yang dominan yang dalam keadaan sehari-hari tercermin dari kecenderungan anak memakai tangan kanannya.

Bahasa yang dipergunakan

Bahasa mengandung symbol untuk bertukar informasi. Kemampuan berbahasa lebih pada kemampuan yang dapat dinilai/dilihat. Perkembangan bahasa dan bicara biasanya digambarkan sebagai berikut :

Bahasa reseptif yang sudah ada pada masa preverbal adalah masa mulai tangisan pertama sampai keluar kata pertama anak. Bayi memproduksi bahasa prelinguistik yang biasanya sesuai dengan pengasuhnya. Bahasa yang semula dikeluarkan adalah cooing atau suara seperti ?vokal? tertentu (seperti ?au? atau ?u?). Tahap prelinguistik ini biasanya terdengar pada saat bayi berusia 4-6 minggu.
Bahasa ekspresif atau masa verbal adalah kemampuan seorang anak untuk bicara dengan mengeluarkan kata-kata yang berarti (biasanya terjad pada usia 12-18 bulan), kata ?mama? atau ?papa?.

Selain kedua jenis bahasa tersebut dikenal pula ?bahasa visual?. Tahap bahasa yang berhubungan dengan emosi ini, muncul dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Bahasa visual yang dapat dilihat pada seorang bayi atau anak antara lain :
  • Senyum sosial yang terjadi pada saat bayi berusia 4-6 minggu
  • Bayi usia 2-3 bulan akan mulai memperhatikan orang dewasa yang sedang bicara dan ketika orang dewasa tersebut berhenti bicara, bayi akan mengeluarkan suara lagi. Interaksi seperti ini merupakan dasar adanya interaksi pada seorang anak, yang merupkaan awal dari tahapan bicara.
  • Pada usia 4-5 bulan harus terlhat mencari sumber suara
  • Pada usia 6-7 bulan bayi akan menikmati permainan seperti ?ciluk ba?
  • Usia 9 bulan bayi mulai menggunakan tangannya untuk melakukan kegiatan sederhana seperti ?melambaikan tangan? sebagai ekspresi interaksi sosial
  • Pada usia 9-12 bulan bayi memperlihatkan keinginannya pada suatu obvek dengan meraih , atau menangis bila tidak mendapatkannya
  • Pada usia 10-12 bulan bayi mulai menggunakan jarinya untuk menunjuk sesuatu yang menarik sambil berbagi pada orang lain.
Instinct orang tua ?jitu?

Telah disebutkan tadi bahwa bicara atau komunikasi itu sebenarnya dimulai sejak masa bayi. Bayi normal menangis dan membuat aktifitas gerak dan orang tua belajar bereaksi terhadap tangisan dan gerakan bayi sehingga terjadi interaksi. Melalui pengalaman interaksi bayi belajar bahwa dengan menangis sikap orang tua akan berpengaruh. Interaksi juga terjadi pada saat bayi mengeluarkna suara dibalas oleh orangtuanya. Aktivitas-kativitas tersebut berpengaruh dalam perkembangan bicara dan bahasa bayi (lihat tabel perkembangan bicara pada bayi dan anak).

Dengan mengerti tahap-tahap bicara pada bayi/anak diharapkan penemuan kasus gangguan bicara dapat segera ditemukan. Tidak seperti yang saat ini terjadi, yaitu bila orang tua mempertanyakan mengapa anaknya belum bicara itu sebenarnya bahasa yang dimaksud adalah bahasa ekspresif. Padahal sebelumnya anak melalui tahap bahasa represif dan bahasa visual. Bahasa visual atau disebut juga ?bahasa tubuh? merupakan bahasa bayi atau anak. Bahasa ini seperti telah dikemukakan sebelumnya tampak sebagai perubahan ekspresi muka atau sikap, yang mencerminkan apakah seorang bayi atau anak dalam keadaan gembira, marah, tidak mau diganggu atau keadaan yang berhubungan dengan emosi lainnya. Bahasa visual ini kurang berkembang pada anak-anak yang termasuk golongan spectrum autisme. Bahasa visual ini merupakan salah satu tahapan bicara pada seorang bayi/anak yang dapat dipakai untuk mendeteksi apakah seorang anak terlambat bicara sebelum bahasa ekspresifnya timbul.

Ada sekitar 9 tanda yang dipakai bayi untuk mengekspresikan perasaan bayi sebelum bayi bisa bicara yaitu :
  • Tertarik akan sesuatu,tampak bayi memperhatikan dengan melihat dan mendengar sesuatu (biasanya alis matanya akan sedikit tertarik ke bawah atau ke atas)
  • Menikmati, bayi tersenyum sambil membuka bibir
  • Surprise, wajah disertai alis terangkat, mata lebih lebar dengan mulut membentuk huruf ?o?
  • Distrese, bayi tampak menangis, alis berkerut, dengan sudut mulut ke bawah
  • Marah, muka bayi tampak lebih merah, mata mengecil
  • Takut, kulit bayi tampak lebih pucat, dingin, bergetar atau bulu berdiri
  • Malu, diperlihatkan dengan bulumata yang lebih tertarik ke bawah, tonus otot di wajah dan leher berkurang yang menyebabkan kepala bayi tertarik ke bawah
  • Jijik, diperlihatkan dengan mulut dan lidah berkerut
  • Tak suka bau tertentu,mulut dan hidung bayi terangkat dengan kepala sedikit manjauh
Ekspresi bayi diatas biasanya dengan mudah diketahui orangtua. Beberapa orangtua memiliki instinct cukup tajam sangat membantu penemuan kasus dengan gangguan perkembangan. Orangtua sebaiknya tidak mengabaikan ?instinct?nya bila merasa ada sesuatu pada anaknya maka orangtua harus waspada dan segera membawa anaknya ke dokter. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwea ketajaman instinct orangtua tersebut, sehingga dokter biasanya tidak mengabaikannya. Mungkin kecurigaan orangtua tidak bisa dipastikan kebenarannya dalam satu kali pertemuan. Itu sebabnya, dokter mungkin akan meminta mereka untuk datang kembali 1 atau 3 bulan lagi. Ada beberapa tahap bicara yang sebaiknya diperhatikan orangtua, dijabarkan sebagai berikut :

Usia Kemampuan
0-1 bulan Respons bayi saat mendengar suara dengan melebarkan mata atau perubahan irama pernafasan atau kecepatan menghisap susu
2-3 bulan Respons bayi dengan memperhatikan dan mendengar orang yang sedang bicara
4 bulan Menoleh atau mencari suara orang yang namanya dipanggil
6-9 bulan Babbling, mengerti bila namanya disebut
9 bulan Mengerti arti kata ?jangan?
10-12 bulan Imitasi suara, mengucapkan mama/papa dari tidak berarti sampai berarti kadang meniru 2-3 kata Mengerti perintah sederhana seperti ?Ayo berikan pada saya?
13-15 bulan Perbendaharaan 4-7 kata, 20% bicara mulai dimengerti orang lain
16-18 bulan Perbendaharan 10 kata, beberapa ekolalia (meniru kata yang diucapkan orang lain), 25% dapat dimengerti orang lain
22-24 bulan Perbendaharan 50 kata, kalimat 2 kata, 75% dapat dimengerti orang lain
2-2,5 tahun Perbendaharan > 400 kata, termasuk nama, kalimat 2-3 kata, mengerti 2 perintah sederhana sekaligus
3-4 tahun Kalimat dengan 3-6 kata ; bertanya, bercerita, berhubungan dengan pengalaman, hamper semua dimengerti orang lain
4-5 tahun Kalimat degan 6-8 kata, menyebut 4 warna, menghitung sampai 10

Untuk memudahkan orangtua ada beberapa tahap bicara yang dapat dijadikan parameter. Seperti telah dijelaskan bahwa semakin dini diketahui adanya gangguan perkembangan, semakin cepat dapat dilakukan intervensi berupa stimulasi. Orangtua harus mulai waspada bila :

  • Pada usia 6 bulan, bayi tidak melirik atau menoleh pada sumber suara yang datang dari belakang atau sampingnya
  • Pada usia 10 bulan, bayi tidak merespons bila dipanggil namanya
  • Pada usia 15 bulan, anak tidak mengerti atau merespons terhadap kata ?tidak? atau ?jangan?
  • Pada usia 21 bulan, anak tidak merespons terhadap perintah : duduk. Kesini, atau berdiri
  • Pada usia 24 bulan, anak tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh seperti mulut, hidung, mata atau kuping.
Posted by Unknown at 8:57 AM No comments:
Labels: Info Parenting
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod

Work under CC License

Creative Commons License